Perbedaan pandangan antara Raja Ali Haji dan Saleha terkait penulisan kitab, menciptakan kekayaan naratif yang kemudian dihidupkan dalam bentuk teatrikal.
Setiap pertunjukan Dulmuluk menjadi pengalaman tak terlupakan, melibatkan enam orang pemain yang memainkan peran mereka dengan penuh dedikasi.
Pengiring musik yang terdiri dari empat orang menambahkan nuansa dramatisasi yang tak terlupakan.
Dalam setiap sentuhan, teater khas Sumsel ini menyajikan kisah Abdul Muluk dan pantun-pantun jenakanya dengan penuh semangat.
Pencapaian dan Penghargaan
Teater Dulmuluk tidak hanya menghibur, tetapi juga menggenggam erat tradisi seni peninggalan abad ke-19.
Keberhasilannya dalam menghibur penonton diperlihatkan melalui prestasi grup Teater Dulmuluk dari Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS).
Mereka tidak hanya menjadi penggagas hiburan, tetapi juga penjaga keaslian seni tradisional.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Palembang: Rekonsiliasi dan Harapan di Tengah Puing-puing Pertempuran
Puncak kejayaan datang pada 16 Desember 2013, ketika Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia menetapkan Dulmuluk sebagai Warisan Budaya Bangsa.
Penghargaan ini adalah bukti nyata akan kontribusi besar Dulmuluk dalam melestarikan dan mengangkat derajat seni tradisional Indonesia.
Meninggalkan Jejak Pemikiran
Dalam setiap tontonan, Dulmuluk memberikan pandangan mendalam tentang sejarah dan kekayaan budaya Indonesia.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Palembang: Rekonsiliasi dan Harapan di Tengah Puing-puing Pertempuran