BACA JUGA:Asal Usul dan Legenda Desa Sri Bandung di Banyuasin, Ternyata ada 2 Anak Kembar, Lihat Yuks !
Di pulau ini, terpatri kisah cinta Siti Fatimah, putri Kerajaan Sriwijaya, dengan Tan Bun An, putra raja di China.
Perjalanan cinta mereka melibatkan perjalanan ke China untuk mendapatkan restu, yang kemudian menjadi kisah yang tetap hidup dalam cerita rakyat.
Kisah dramatis ini mencapai puncaknya ketika Tan Bun An membuka guci besar yang dihadiahkan orang tuanya.
Kejutan besar terjadi ketika guci yang terbuka berisi sayuran busuk, yang sebenarnya hanya menyembunyikan harta karun berharga. Pulau Kemaro menjadi saksi bisu kisah cinta yang tak lekang oleh waktu.
BACA JUGA:9 Pondok Pesantren Terbaik di Banyuasin, Mari Perdalam Belajar Agama Islam di Sumatera Selatan !
5. Bujang Kurap
Di wilayah barat Sumatera Selatan, terutama Musi Rawas dan sekitarnya, berkembang kisah tentang Bujang Kurap.
Cerita ini terkait dengan asal mula Danau Rayo di Kecamatan Rupit.
Bujang Kurap, sosok yang dihina karena penampilannya yang buruk dan penyakit kurap, menantang pemuda kampung untuk mencabut lidi yang ditancapkannya.
Cerita ini menjadi pelajaran tentang saling menghormati dan mengajarkan bahwa merendahkan orang lain hanya akan menghadirkan bencana.
Dengan merendahkan Bujang Kurap, pemuda kampung tak mampu mencabut lidi tersebut, dan Danau Rayo pun terbentuk sebagai konsekuensi dari kesombongan dan ketidakmampuan untuk saling menghormati.
Demikianlah, dalam keragaman cerita rakyat Sumatera Selatan, kita menemukan kekayaan warisan budaya yang hidup.
Kisah-kisah ini bukan hanya hiburan, melainkan juga cerminan dari nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat setempat.
BACA JUGA:9 Pondok Pesantren Terbaik di Banyuasin, Mari Perdalam Belajar Agama Islam di Sumatera Selatan !