Mel Gibson Kembali Garap Sekuel 'The Passion of the Christ': Mencari Lokasi Syuting di Eropa

Mel Gibson Kembali Garap Sekuel 'The Passion of the Christ': Mencari Lokasi Syuting di Eropa

The Passion of the Christ-Google : dok net-

Mel Gibson mengungkapkan bahwa sekuel ini tidak akan memiliki narasi linier seperti film sebelumnya. 

Dalam wawancara dengan National Catholic Register pada tahun 2022, ia menyatakan bahwa film ini akan mengeksplorasi kejadian di masa depan, masa lalu, serta alam lain yang bersifat spiritual. 

Menariknya, Gibson menggambarkan film ini seakan memiliki sedikit elemen fiksi ilmiah di dalamnya, dengan memadukan realitas fisik dan metafisik secara lebih mendalam.

BACA JUGA:Wow! Inilah Sinopsis Speak No Evil: Teror Psikologis di Balik Kebaikan Palsu

BACA JUGA:Stefan William dan Ria Andrews Akhirnya Ungkap Pernikahan Rahasia Sejak 2022 dan Kehadiran Anak Pertama

Lebih lanjut, dalam wawancara tahun 2016 dengan Stephen Colbert, Gibson juga mengisyaratkan bahwa The Passion of the Christ: Resurrection tidak hanya akan menceritakan penyaliban dan kebangkitan Yesus, tetapi juga tiga hari yang dihabiskan oleh Yesus sebelum kebangkitannya. 

Hal ini menjanjikan eksplorasi mendalam terhadap dimensi spiritual dan waktu, memberikan perspektif baru kepada para penonton mengenai perjalanan spiritual Yesus.

Sukses Besar Film Pertama

The Passion of the Christ yang disutradarai oleh Mel Gibson pada 2004, mengisahkan hari-hari terakhir Yesus di bumi. 

Film tersebut menjadi fenomena besar dengan meraih pendapatan hampir US$612 juta di seluruh dunia. Film ini dianggap sebagai film independen paling sukses sepanjang masa. 

BACA JUGA:Kim Seon-ho dan Suzy Diincar Bintangi Drama Thriller 'Delusion': Reuni yang Dinantikan Usai 'Start-Up'

BACA JUGA:Jang Ki-yong Siap Guncang Layar Kaca dalam Drama Thriller Misteri 'Pigpen', Adaptasi Webtun Penulis Sweet Home

Namun, film tersebut tidak lepas dari kontroversi, karena beberapa pihak menuduhnya menyiratkan bahwa pemimpin Yahudi bertanggung jawab atas kematian Yesus, yang memicu tuduhan anti-Semitisme. 

Terlepas dari kontroversi tersebut, The Passion of the Christ mendapat dukungan luas dari gereja-gereja di berbagai negara, yang bahkan membeli seluruh tiket bioskop untuk jemaat mereka.

Sekuel ini diharapkan dapat mengulangi kesuksesan film pertama, meskipun dengan pendekatan yang lebih luas dan narasi yang lebih kompleks. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: