Efek Ekonomi Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Apakah Bisa Mencapai Target 0,89% di 2025?
Efek Ekonomi Program Makan Bergizi Gratis (MBG)-Google : dok net-
Salah satu aspek utama dari program MBG adalah komitmen pemerintah untuk menggunakan produk lokal.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengungkapkan bahwa pemerintah telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 200 ribu petani di seluruh Indonesia untuk memastikan pasokan bahan pangan, mulai dari beras, sayur-mayur, hingga daging dan telur.
“Ini adalah momentum bagi sektor pertanian untuk lebih maju.
Kami mendorong petani lokal untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen mereka, karena pemerintah akan terus menyerap hasil produksi mereka melalui program ini,” kata Syahrul.
Selain itu, program ini juga membuka peluang besar bagi UMKM.
BACA JUGA:Sunarso, Direktur Utama BRI, Dinobatkan sebagai The Best CEO atas Kepemimpinan Transformasi Hijau
BACA JUGA:Langkah Mudah Mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI di Lubuklinggau
Sandi Wijaya, Ketua Asosiasi UMKM Indonesia, menyebut bahwa lebih dari 50 ribu pelaku usaha kecil telah terlibat dalam proses pengolahan makanan, distribusi, dan penyediaan logistik.
“Kami melihat MBG sebagai program strategis yang bisa mengubah nasib UMKM di Indonesia.
Dengan adanya permintaan yang konsisten, pelaku usaha kecil punya kesempatan untuk tumbuh lebih besar,” ujar Sandi.
Tantangan Implementasi Program
Namun, seperti halnya program berskala nasional lainnya, MBG juga menghadapi sejumlah tantangan.
Salah satu isu utama adalah distribusi logistik, terutama untuk lokasi terpencil di Indonesia bagian timur.
Infrastruktur yang kurang memadai sering kali menyebabkan keterlambatan pengiriman bahan makanan, sehingga kualitasnya menurun.
BACA JUGA:Kemudahan Bayar Obat di Instalasi Farmasi Lewat BRImo: Solusi Cepat dan Praktis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: