Ini Dia! Benteng Kuto Besak: Napak Tilas Sejarah Palembang dari Tepi Sungai Musi, Cek Sekarang!

BACA JUGA:Yuk Menyusuri Jejak Budaya di Kampung Arab Al-Munawar: Wisata Religi dan Sejarah yang Menyentuh Hati!

Dibangun dari batu bata dan campuran kapur, konstruksinya memperlihatkan keterampilan arsitektur lokal yang luar biasa pada masa itu. 

Struktur pertahanannya dilengkapi dengan beberapa bastion atau menara pengawas di sudut-sudutnya.

Interior benteng kini tidak lagi digunakan sebagai pusat pemerintahan Kesultanan, namun masih dikelola oleh TNI dan sebagian besar areanya tidak terbuka untuk umum. 

Meski demikian, bagian luarnya yang menghadap Sungai Musi menjadi ruang publik yang sangat diminati, terutama karena keberadaan pelataran luas dan jalan pedestrian yang memudahkan pengunjung menikmati pemandangan.

Kisah Kesultanan dan Pertahanan Terakhir

Selama masa penjajahan Belanda, BKB sempat menjadi pusat perlawanan rakyat Palembang. 

BACA JUGA:Intip Yuk! Wisata Tangga Seribu Gunung Gare: Trek Menantang dengan Pemandangan Menawan!

BACA JUGA:Intip Yuk! Pagar Alam Rafting: Uji Adrenalinmu di Sungai Deras!

Pada tahun 1821, pasukan Belanda menyerang Palembang dan mengakhiri kekuasaan Kesultanan. 

Meski akhirnya direbut, benteng ini tetap dikenang sebagai simbol perlawanan dan kebesaran Kesultanan Palembang Darussalam. 

Banyak cerita rakyat dan legenda berkembang dari masa ini, menjadikan BKB lebih dari sekadar bangunan tua—ia adalah penjaga identitas dan kebanggaan lokal.

Aktivitas Wisata Malam di Sekitar BKB

Saat malam tiba, suasana di sekitar Benteng Kuto Besak berubah menjadi kawasan wisata yang hidup. 

Lampu-lampu taman menyala menghiasi pelataran, pedagang kaki lima mulai membuka lapak, dan deretan tempat duduk publik di pinggir sungai mulai dipenuhi pengunjung. 

Sumber: