Buat Pemula yang Baru Berseluncur, Ada 4 Perbedaan Tentang Investasi dan Perdagangan Saham
Ilustrasi trading saham. net--
SUMEKSRADIO.DISWAY.ID - Ada dua cara Anda bisa mendapat untung dengan saham: yang pertama adalah berdagang dan yang kedua adalah berinvestasi. Apakah Anda memahami perbedaan antara kedua hal ini?
Jadi yang kalian harus tahu ada Salah satu analogi yang dapat digunakan untuk membedakan antara perdagangan dan investasi adalah ibaratkan lari maraton dan sprint.
Pelari maraton harus menempuh jarak sekitar 30 kilometer, sedangkan sprinter hanya menempuh jarak 100 meter.
BACA JUGA:Dapat Cuan Banyak dengan Memanfaatkan Peluang di Era Digital, Perhatikan Hal-hal Berikut Ini
Sekilas, kedua cabang olahraga itu sama, sama-sama berlari dan sama-sama finis. Tetapi ada perbedaan yang harus Anda ketahui lebih banyak
Pelari maraton membutuhkan kecepatan yang stabil untuk menjaga stamina hingga garis finis, sedangkan pelari cepat harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk berlari secepat mungkin dalam jarak pendek.
Berinvestasi dan berdagang sebenarnya mirip dengan lari maraton dan sprint.
BACA JUGA:Main Game Dapet Cuan Dijamin Langsung Cair, Menyenangkan sampai Bikin Ketagihan lho...
Meski sama-sama mengandalkan saham dan berusaha mendapatkan keuntungan, investasi dan trading adalah dua hal yang berbeda.
Berikut empat perbedaan investasi dan trading saham yang harus Anda ketahui.
waktu
Sedangkan investasi adalah kegiatan pembelian aset dengan harapan menerima keuntungan di masa depan berupa kenaikan modal atau pendapatan bunga. Pada saat yang sama, bisnis adalah jual beli.
Yang jelas pemodal atau pemodal membeli saham dengan return yang bagus dan menahannya dalam waktu yang lama, bahkan lebih dari lima tahun.
Pada saat yang sama, pedagang memperlakukan saham di pasar seperti komoditas, membeli dengan harga rendah dan menjual saat harga naik selama berbulan-bulan, berhari-hari, atau bahkan berjam-jam.
Dalam investasi saham, fluktuasi pasar jangka pendek bukanlah faktor terpenting untuk dipertimbangkan. Investor malah senang ketika harga sahamnya turun karena itu bisa menjadi peluang besar untuk membeli dengan harga murah.
Pada saat yang sama, pergerakan pasar sebenarnya dari para trader sangat menentukan berapa banyak profit yang dihasilkan nantinya. Mempertaruhkan
Baik investasi maupun trading saham tentu memiliki risiko yang berbeda. Risiko investasi sering dikatakan lebih rendah karena memiliki potensi return yang rendah dalam jangka pendek, namun potensi returnnya bisa sangat tinggi dalam jangka panjang.
Sementara itu, perdagangan cukup berisiko dalam jangka pendek, karena banyak hal yang mempengaruhi fluktuasi pasar, seperti transaksi di pasar modal, harga komoditas, dll.
Namun, pengembalian yang dicapai melalui perdagangan tidak diragukan lagi lebih tinggi daripada investasi jangka pendek. Pendapatan pasif diperoleh dari investasi
Jika Anda memutuskan untuk memegang saham dalam waktu yang lama, Anda tidak hanya akan mendapatkan capital gain (apresiasi harga saham).
Ada beberapa keuntungan lain yang bisa dinikmati, sebut saja dividen.
Jika emiten membukukan laba, besar kemungkinan juga akan membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya, termasuk Anda yang memiliki saham tersebut.
Selain dividen, investor juga bisa mendapatkan keuntungan lain jika menjadi bisnis emiten. Tentu saja, trader yang membeli dan menjual jangka pendek tidak akan mendapatkan keuntungan dari hal ini.
Tujuan membeli saham
Jika seseorang menginginkan penghasilan tambahan dalam jangka pendek dan memiliki banyak uang tunai, perdagangan pasti bisa menjadi pilihan untuk dipertimbangkan.
Namun, trader harus jeli memantau perubahan harga saham pasar dan menguasai analisis teknikal.
Jika terjadi kerugian, manajemen risiko diterapkan untuk menghemat modal dengan perhitungan stop loss yang telah ditentukan sebelumnya.
Namun, jika seseorang tidak memiliki uang tunai dingin dalam jumlah besar, menginginkan pertumbuhan kekayaan di masa depan dan memiliki profil risiko investasi yang lebih konservatif, sangat disarankan untuk berinvestasi saja.
Manajemen risiko yang dapat dilakukan investor adalah dengan mendiversifikasi saham lintas industri.
Stop loss juga menjadi hal yang bisa diperhatikan, hanya saja dalam penerapannya investor melakukan stop loss ketika saham yang dimilikinya sudah tidak lagi memiliki prospek cerah kedepannya. ***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: