BRI Peduli Gaungkan Semangat Kemerdekaan Melalui Program Literasi Anak Negeri

Kondisi ini membuat peningkatan literasi menjadi salah satu agenda prioritas pembangunan sumber daya manusia.

Provinsi NTB sendiri tercatat sebagai daerah dengan tingkat literasi terendah ketiga di Indonesia.

Bahkan, 1 dari 9 penduduk NTB masih mengalami buta huruf.

Di tingkat sekolah dasar, banyak siswa yang masih tertinggal dalam keterampilan membaca dasar.

Kondisi ini berdampak pada pemahaman mata pelajaran lain, memperparah ketertinggalan akademik, serta menurunkan kepercayaan diri siswa.

BACA JUGA:Dukung Pertumbuhan Ekosistem Kecantikan dan Fashion, BRI Hadirkan Beauty, Fashion, and Fragrance Festival BFF

BACA JUGA:BRI Perluas Akses Pembiayaan Rumah Subsidi, Realisasi Program 3 Juta RumahDenganPenambahan KuotaFLP25.000 Unit

Metode Pengajaran Kontekstual

Untuk menjawab tantangan tersebut, BRI Peduli menghadirkan pendekatan inovatif.

Program ini menggunakan metode pengajaran berbasis sains yang disesuaikan dengan konteks lokal, sehingga lebih mudah dipahami siswa di daerah.

“Dengan metode berbasis sains dan pendekatan lokal, program ini tidak hanya fokus pada peningkatan kemampuan siswa, tapi juga memperkuat kapasitas guru agar intervensi pendidikan bisa berdampak jangka panjang,” jelas Hendy.

Selain pelatihan guru dan modul khusus literasi, program ini juga menghidupkan kembali sarana membaca di sekolah.

BACA JUGA:Pendampingan dan Pemberdayaan BRI Buat UMKM Siap Go Global, KulinerAsal Bandung Tembus Pasar Internasional

BACA JUGA:Bantu Warga Pelosok, BRILink Kian Menjamur: Bertransaksi Online Sembari Beli Pulsa

Perpustakaan SDN 1 Malaka diperbaiki dan diperkaya dengan koleksi buku ilmu pengetahuan, cerita inspiratif, hingga bacaan interaktif yang menarik minat siswa.

Sumber: