Siklus Bitcoin Menuju 2026: Potensi Bear Market Terulang? Investor Diminta Waspada!

Siklus Bitcoin Menuju 2026: Potensi Bear Market Terulang? Investor Diminta Waspada!

Siklus Bitcoin Menuju 2026: Potensi Bear Market Terulang? Investor Diminta Waspada.gbr.SS youtube--

Bitcoin dan Siklus Empat Tahunan: Pola yang Selalu Terulang

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Sejak pertama kali muncul pada 2009, Bitcoin (BTC) selalu menunjukkan pola harga yang relatif konsisten: kenaikan besar setelah halving, lalu penurunan signifikan satu hingga dua tahun berikutnya.

Siklus ini dikenal sebagai “4-Year Bitcoin Cycle”, di mana momen halving (pengurangan reward penambangan blok menjadi setengah) biasanya memicu optimisme pasar.

Contohnya, halving 2020 memicu bull run 2021 dengan harga Bitcoin menembus USD 69.000, diikuti koreksi tajam sepanjang 2022.

Dengan halving terbaru di 2024, sejumlah analis meyakini periode 2025–2026 bisa kembali menjadi fase distribusi atau awal bear market baru.

BACA JUGA:Syarat dan Dokumen Pengajuan KUR BRI 2025: Pastikan Usahamu Siap untuk Dapat Pinjaman Ringan

BACA JUGA:Saham BRI Menguat di Bursa, Warga Palembang Kian Antusias Menjadikan Investasi Sebagai Gaya Hidup

Analisis Makroekonomi: Dolar AS dan Inflasi Masih Jadi Penentu

Kinerja Bitcoin tak bisa dilepaskan dari dinamika global.

Kenaikan suku bunga oleh The Fed, kekhawatiran inflasi global, dan perlambatan ekonomi di AS akan sangat mempengaruhi arah pergerakan aset berisiko seperti kripto.

Jika dolar AS kembali menguat signifikan, kapitalisasi pasar crypto berpotensi melemah, mendorong banyak investor berpindah ke aset safe haven seperti emas atau obligasi.

Hal ini memperkuat potensi periode konsolidasi atau bahkan penurunan harga pada Bitcoin mulai akhir 2025 hingga 2026, terutama jika tekanan likuiditas global meningkat.

Faktor Geopolitik: BRICS, De-Dollarization, dan Regulasi AS

Selain faktor ekonomi, geopolitik juga menjadi pendorong besar volatilitas crypto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: