Viral di Tiktok : Siswa SD pindah ke SLB , Dinas Pendidikan Semarang Mengatakan tidak ada Bullying.
foto bocah pidah sekolah ke SLB. (Ist)--
Sumeksradio - Viral di Tiktok : Siswa SD pindah ke SLB , Dinas Pendidikan Semarang Mengatakan tidak ada Bullying, Sukato Purtomo, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Semaarang, membantah adanya perundungan di wilayahnya, yang memaksa siswa SD Negeri Bringin itu memutuskan pindah ke sekolah khusus. sekolah pendidikan (SLB), seperti sebelumnya. , beredar dan viral di media sosial (media sosial) Tiktok.
“Tidak ada bullying, malah kami membantu anak itu mendapatkan informasi lebih lanjut,” kata Sukaton saat dihubungi, Rabu (31/05/2023).
“Saya cek ke Kecamatan Bringin Pakis. Kejadiannya waktu saya kelas dua SD [sekolah migrasi],” ujarnya.
Sukaton mengatakan siswa sekolah dasar menggunakan media sosial di Tiktok untuk mengklaim bahwa mereka diintimidasi, sehingga pindah ke SLB sebenarnya adalah inklusi siswa. Ia awalnya diterima di sekolah dasar negeri, namun kemudian memutuskan untuk pindah ke SLB.
"Anaknya siswa inklusi, waktu itu memang pindah sekolah. Tapi, informasinya sekarang," kata Sukaton.
Siswa yang terlibat
Sukaton juga menegaskan bahwa semua anak di Kabupaten Semarang memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. “Selain itu, sekolah negeri juga bisa menerima siswa inklusi,” jelasnya.
Sukaton juga menyatakan bahwa lingkungan sekolah harus bebas dari perundungan, khususnya perundungan di kalangan siswa.
“Guru harus mampu menjalankan fungsi kepemimpinan agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan aman, nyaman dan bahagia,” ujarnya.
Sebelumnya, beredar video yang diunggah akun @satriabagus60 di media sosial Tiktok, memperlihatkan seorang siswa sekolah dasar yang dibawa orang tuanya ke sekolah khusus atau luar biasa. Dalam video tersebut, akun tersebut juga sempat berdialog dengan ayah dan anak tersebut.
Ayah dan anak itu mengaku pindah ke SLB karena sang anak sering di-bully di sekolah sebelumnya.
Netizen merasa kasihan dengan kondisi tersebut, sehingga mereka ingin berdonasi untuk sang anak. Simpati itu hanya karena kondisi anak tersebut tampak normal seperti anak-anak lain pada umumnya. Selain itu, sang anak bersekolah di SLB yang diperuntukkan bagi siswa khusus.
Namun menurut informasi yang diperoleh, sang anak ternyata mendapat IQ sebesar 50 poin. Anak juga dipindahkan ke SLB bukan karena menjadi korban bullying atau perusakan, melainkan atas permintaan keluarga karena tidak mengerti pelajaran sekolah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: