Strategi Pengelolaan Risiko Heat Stroke dalam Aktivitas Outdoor di Musim Panas di Indonesia

Strategi Pengelolaan Risiko Heat Stroke dalam Aktivitas Outdoor di Musim Panas di Indonesia

Risiko Heat Stroke dalam Aktivitas Outdoor-Foto: google/net-

Mulailah dengan intensitas yang lebih rendah dan secara perlahan tingkatkan intensitas dan durasi latihan Anda.

Hindari latihan berlebihan yang dapat membebani tubuh.

Latihan yang terlalu berat pada cuaca panas dapat meningkatkan risiko heat stroke.

Ingatlah bahwa tubuh manusia memerlukan waktu sekitar dua minggu untuk beradaptasi dengan cuaca panas, sehingga jangan terburu-buru dalam meningkatkan intensitas latihan.

BACA JUGA:The Science of Beauty: Memahami Dampak Polusi Udara pada Kesehatan Kulit Anda

Pengaturan Asupan Cairan yang Tepat Menjaga tubuh terhidrasi dengan baik adalah kunci untuk mencegah heat stroke.

Konsumsi cairan yang memadai membantu mencegah dehidrasi dan menjaga suhu tubuh tetap terkontrol.

Namun, jangan hanya mengandalkan air putih. Tubuh juga membutuhkan elektrolit yang hilang melalui keringat. Selain air, konsumsi minuman elektrolit atau minuman olahraga yang mengandung garam dan mineral sangat penting.

Berdasarkan panduan umum, sebaiknya konsumsi sekitar 118-237 ml cairan atau minuman yang mengandung elektrolit setiap 15-20 menit selama berlari maraton.

BACA JUGA:Dampak Kesehatan yang Mendesak dan Faktor Pemicu: Kolaborasi dalam Mengatasi Krisis Polusi Udara

  • Pemilihan Pakaian yang Sesuai

Pemilihan pakaian yang tepat dapat membantu mengurangi risiko heat stroke.

Gunakan pakaian olahraga yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat dengan baik, sehingga membantu mendinginkan tubuh.

Hindari pakaian berwarna gelap, karena warna gelap cenderung menyerap panas.

Pilihlah pakaian dengan warna terang untuk menghindari pemanasan berlebihan.

Selain itu, gunakan pelindung kepala seperti vizor dan kacamata hitam untuk melindungi mata dan kulit dari sinar matahari yang terik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: