Menanggulangi Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia: Strategi KOBAR Lawan Dengue

Menanggulangi Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia: Strategi KOBAR Lawan Dengue

Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia: Strategi KOBAR Lawan Dengue-Foto: google/net-

Menanggulangi Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia: Strategi KOBAR Lawan Dengue

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap menjadi masalah serius di Indonesia, terutama karena Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memungkinkan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue, untuk berkembang biak dengan nyaman.

Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dante Saksono Harbuwono, baru-baru ini mengumumkan langkah terbaru dalam upaya penanggulangan DBD, yaitu melalui Koalisi Bersama "KOBAR" Lawan Dengue.

Peluncuran "KOBAR" ini merupakan hasil kerja sama antara Kaukus Kesehatan Komisi IX DPR RI, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Dalam acara peluncuran Koalisi Bersama "KOBAR" Lawan Dengue di DPR RI pada tanggal 8 September 2023, Dante mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, DPR RI, dan masyarakat dalam menangani masalah DBD.

Tujuannya adalah mencapai nol kematian akibat DBD pada tahun 2030.

BACA JUGA:Moms, Apakah si Kecil Mengalami Sariawan? Solusi Ampuh Mengatasi Sariawan Anak dengan Obat Alami & Aman

Dalam konteks penanggulangan DBD, Dante menekankan bahwa langkah-langkah nyata harus diambil, bukan hanya sebatas slogan belaka.

Ia mengingatkan betapa pentingnya peran inklusif dari berbagai pihak, termasuk Kemenkes dan Kaukus Kesehatan DPR, dalam mengatasi permasalahan kesehatan seperti DBD.

DBD menjadi masalah serius di negara-negara tropis karena nyamuk pembawa virus dengue dapat dengan mudah berkembang biak di daerah-daerah tersebut.

Dante menegaskan bahwa di luar wilayah tropis, DBD bukanlah masalah yang signifikan.

BACA JUGA:Mitos & Fakta tentang Minuman Manis: Apakah Ada Hubungan dengan Risiko Kanker? Ini Penjelasannya

Data dari Kemenkes RI menunjukkan bahwa jumlah kasus dan kematian akibat DBD terus meningkat.

Pada tahun 2012, terdapat 25 kasus per 100.000 penduduk, sedangkan pada tahun 2022, angka tersebut meningkat menjadi 52 kasus per 100.000 penduduk.

Case fatality rate, yaitu persentase kematian akibat kasus DBD, juga mengalami peningkatan dari 0,71 persen pada tahun 2018 menjadi 0,86 persen pada tahun 2022.

Pemerintah telah mengambil langkah terintegrasi dengan melibatkan organisasi sosial masyarakat dalam berbagai program untuk mengatasi masalah DBD.

Salah satu program yang dijalankan adalah Gerakan 1 rumah 1 jumantik, di mana setiap rumah di Indonesia diharapkan berpartisipasi dalam pemberantasan nyamuk pembawa DBD selama 10 minggu.

Hal ini merupakan upaya melibatkan masyarakat secara aktif dalam penanggulangan DBD.

BACA JUGA:Dampak Konsumsi Minuman Manis pada Kesehatan Jantung? Temukan Ancaman Tersembunyi dalam Artikel Ini

Selain itu, para akademisi juga telah berinovasi untuk menciptakan berbagai produk kesehatan terkait DBD, termasuk vaksin-vaksin yang dikembangkan untuk melawan virus dengue.

Ada dua jenis vaksin dengue yang telah tersedia, dan diharapkan vaksin-vaksin ini dapat digunakan secara luas untuk meningkatkan proteksi terhadap DBD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: