Dampak Karhutla, Kualitas Udara dan Kesehatan: Menyikapi ISPU Bareng Prof Yuwono

Dampak Karhutla, Kualitas Udara dan Kesehatan: Menyikapi ISPU Bareng Prof Yuwono

prof. Yuwono disela pertemuan dengan bupati Banyuasin yang menandatangani MOU seputar kesehatan dan pendidikan kesehatan di RSUD Banyuasin-Foto-Sumeksradio.disway.id

Dampak Karhutla, Kualitas Udara dan Kesehatan: Menyikapi ISPU Bareng Prof Yuwono

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE- Kualitas udara yang buruk, terutama terkait dengan tingkat pencemaran udara, dapat memiliki dampak serius pada kesehatan manusia.

Hal ini menjadi perhatian utama di banyak wilayah, termasuk di Kabupaten Banyuasin. Indeks Standar Pencemar Udara atau ISPU adalah indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas udara, dan ketika ISPU menunjukkan tingkat yang tidak sehat, masyarakat perlu memahami tindakan yang tepat untuk melindungi kesehatan mereka.

Pada tanggal 11 September 2023, di RSUD Banyuasin, seorang ahli mikrobiologi yang bernama Prof Dr dr H Yuwono M Biomed memberikan beberapa wawasan penting terkait ISPU dan bagaimana masyarakat seharusnya meresponsnya.

Dalam penjelasannya, Prof Yuwono menyoroti fakta bahwa ISPU yang buruk bisa berdampak negatif terhadap kesehatan pernapasan dan memiliki efek jangka panjang yang dapat dirasakan.

BACA JUGA:Pelatihan PBD dan Rapor Pendidikan: Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Banyuasin

Prof Yuwono menggarisbawahi bahwa meningkatkan imunitas tubuh adalah hal yang sangat penting dalam menghadapi kondisi udara yang tidak sehat. Ini bisa dicapai dengan menjaga pola makan yang seimbang, istirahat yang cukup, dan jika perlu minum vitamin B dan C. Penggunaan masker juga bisa menjadi langkah yang dianjurkan ketika berada di luar ruangan dalam kondisi udara yang buruk.

Namun, penting untuk diingat bahwa ISPU yang buruk dapat memengaruhi siapa saja, tidak hanya kelompok tertentu. Anak-anak, dewasa, bahkan lansia, semua rentan terhadap dampak pencemaran udara. Oleh karena itu, perhatian khusus harus diberikan pada anak-anak yang lebih rentan.

Lebih lanjut, Prof Yuwono mengungkapkan kondisi ISPU tak baik atau kurang sehat bisa terkena pada siapa saja mulai dari anak-anak, dewasa bahkan lansia. Dari itulah, memang sangat perlu perhatian terutama pada anak-anak.

Perhatian juga diperlukan, pada waktu-waktu penyebaran partikular atau polusi di semua tempat. Penyebaran dan mulai terjadinya mengendapan partikular atau polusi terjadi pada sore dan malam hari. Sehingga, perlu dilihat waktu saat sore hari dan malam hari yang mulai terjadinya pengendalian.

BACA JUGA:Dampak Kiriman Asap Karhutla OKI, Dinkes imbau masyarakat Sumsel Pakai Masker

"Pada saat mengendap, partikular atau polusi itu sangat mudah terhirup. Maka dari itu, lebih baik keluar rumah itu pagi atau siang hari. Lebih baik, hindari keluar pada sore dan malam hari, karena waktu ini partikular atau polusi itu mulai mengendap dan sangat rentan terhirup," pungkasnya.

Pemberian saran dari Prof Yuwono ini memberikan wawasan yang berharga bagi masyarakat Banyuasin dan daerah sekitarnya. Memahami cara merespons ISPU yang buruk adalah langkah awal yang penting dalam melindungi kesehatan diri sendiri dan orang-orang yang kita cintai dari efek negatif pencemaran udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: