Indonesia Mampu Melewati Gejolak Ekonomi Global dan Targetkan IHSG 7.400 pada Akhir 2023

Kenaikan harga minyak dunia dan ketidakpastian di pasar global mempengaruhi berbagai sektor ekonomi.

BACA JUGA:Indeks Bisnis-27 Menguat 0,09 Persen, Saham PGAS, AKRA, BMRI, dan INCO Mendominasi

Meskipun demikian, Abdul Manap Pulungan menekankan bahwa kenaikan harga minyak bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi gejolak ekonomi global, karena perang Rusia-Ukraina juga memiliki dampak yang signifikan.

Namun, ia berpendapat bahwa kenaikan harga minyak saat ini bersifat temporer dan tidak akan signifikan seperti pada tahun 2022.

 

Abdul juga mencatat pentingnya kebijakan suku bunga dari The Fed dalam memengaruhi ekonomi global.

Perubahan suku bunga oleh The Fed biasanya diikuti oleh bank sentral lainnya di seluruh dunia, karena The Fed adalah pemimpin di pasar keuangan global.

BACA JUGA:TEBE Mengguncang Pasar! Kok Bisa? Baca selengkapnya Disini

Muliadi San, pendiri Tumbuh Makna, menganalisis lebih lanjut tentang kekuatan ekonomi Indonesia.

Dia menyatakan bahwa dalam konteks pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dalam perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), masih relatif stabil dalam menghadapi gejolak ekonomi dunia baru-baru ini.

 

"Saya melihat valuasi IHSG kita cenderung atraktif. Kami telah mengumpulkan data dari berbagai tahun, dan berdasarkan data dari 2013 sampai 2022, pada bulan September, IHSG cenderung berada di zona merah sebanyak 6 tahun dari 10 tahun.

Ini berarti pada bulan September, IHSG memiliki kecenderungan mengalami koreksi. Namun, pada bulan Oktober, IHSG selama 8 tahun secara historis berada di zona hijau, dan hanya 2 tahun berada di zona merah," ujarnya.

BACA JUGA:Inflasi AS Menguat, Bursa Saham Wall Street Merespons dengan Beragam

Hal ini mengindikasikan bahwa probabilitas IHSG mengalami kenaikan pada bulan Oktober. Oleh karena itu, ada peluang yang baik di sisi ekonomi Indonesia.

Sumber: