Menarik! Jembatan Ampera Palembang: Selain Sejarah & Nama Unik, Ada Fitur Naik-Turun Tapi Dihentikan, Kenapa?
Jembatan Ampera Palembang: Selain Sejarah & Nama Unik-Foto: google/net-
Menarik! Jembatan Ampera Palembang: Selain Sejarah & Nama Unik, Ada Fitur Naik-Turun Tapi Dihentikan, Kenapa?
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Jembatan Ampera di Palembang, selain memiliki sejarah dan nama yang unik, juga menampilkan fitur teknis yang luar biasa menarik.
Salah satu fitur menarik tersebut adalah kemampuan bagian tengah jembatan untuk naik-turun.
Fitur ini membuat Jembatan Ampera tidak hanya menjadi jembatan yang menghubungkan dua sisi kota Palembang, tetapi juga menjadi solusi bagi transportasi kapal pengangkut barang berukuran besar yang melintasi Sungai Musi.
Pada masa ketika Jembatan Ampera masih aktif digunakan untuk naik-turun, fitur ini menjadi sangat penting dalam mendukung arus transportasi Sungai Musi.
BACA JUGA:Nah Ini! Banyak Belum Tahu Pastinya? Awalnya Nama Jembatan Ampera, Ternyata Begini Kisahnya!
Sungai Musi adalah salah satu jalur transportasi air penting di Palembang, yang digunakan untuk mengangkut barang dari satu daerah ke daerah lainnya.
Kapal-kapal pengangkut barang berukuran besar sering kali harus melewati sungai ini, dan Jembatan Ampera yang dapat naik-turun memberikan solusi yang efisien dan praktis.
Kemampuan naik-turun bagian tengah jembatan didukung oleh peralatan mekanis yang canggih, yaitu dua bandul pemberat berukuran 500 ton yang terletak di kedua menara jembatan.
Ketika dibutuhkan, bandul pemberat ini dapat diaktifkan untuk mengangkat bagian tengah jembatan secara perlahan.
Kecepatan naiknya sekitar 10 meter per menit, sehingga dibutuhkan sekitar 30 menit untuk mengangkat jembatan secara penuh.
Namun, sayangnya, aktivitas naik-turun bagian tengah jembatan ini tidak lagi terlihat setelah era 1970-an.
Salah satu alasan utama adalah karena waktu yang dibutuhkan untuk proses naik-turun terbilang cukup lama, dan ini mengganggu arus lalu lintas darat di atas jembatan.
Seiring dengan perkembangan lalu lintas kendaraan di Palembang, menghentikan arus lalu lintas darat menjadi semakin sulit dan berisiko.
Selain itu, bandul pemberat yang digunakan dalam proses naik-turun ini juga menimbulkan risiko keamanan yang cukup besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: