Microsoft Memimpin Revolusi Energi Nuklir untuk Mendukung Kecerdasan Buatan, Apa Ga Bahaya?

Microsoft Memimpin Revolusi Energi Nuklir untuk Mendukung Kecerdasan Buatan, Apa Ga Bahaya?

Microsoft Dukung AI Tenaga Nuklir?-Foto:google/net-

Microsoft Memimpin Revolusi Energi Nuklir untuk Mendukung Kecerdasan Buatan, Apa Ga Bahaya?

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Dalam langkah berani menuju masa depan komputasi dan kecerdasan buatan (AI), raksasa teknologi Microsoft dikabarkan sedang mengumpulkan tim khusus untuk mengembangkan strategi energi berfokus pada Reaktor Modular Kecil (SMR) dan energi mikroreaktor.

Langkah strategis ini siap mengubah lanskap teknologi AI, menempatkan Microsoft di garis depan inovasi dan keberlanjutan.

Microsoft telah mengumumkan niatnya untuk merekrut seorang Principal Program Manager yang akan memimpin perusahaan dalam eksplorasi teknologi nuklir.

Pekerjaan kunci ini diharapkan akan memainkan peran penting dalam mendukung pengembangan model AI yang lebih canggih.

BACA JUGA:Bitcoin (BTC) Kembali Jadi Sorotan di Dunia Kripto, Kok Bisa?

"Gelombang besar berikutnya dari komputasi sedang lahir, saat Microsoft Cloud mengubah model AI paling canggih di dunia menjadi platform komputasi baru," ujar Chairman dan CEO Microsoft, Satya Nadella.

Pendekatan visioner ini menekankan komitmen perusahaan dalam menggagas kekuatan AI dengan cara yang paling berkelanjutan.

Kandidat ideal untuk posisi ini diharapkan memiliki pengalaman minimal enam tahun di industri nuklir, rekayasa, atau pasar energi.

Mereka akan bertugas untuk mengeksplorasi teknologi energi inovatif di luar tenaga nuklir, sejalan dengan komitmen Microsoft terhadap keberlanjutan lingkungan.

BACA JUGA:Wow! Ethereum (ETH) Kembali Muncul Sebagai Pilihan Menarik Bagi Investor ! Check This Out!

Salah satu faktor pendorong di balik kebutuhan akan solusi energi yang lebih berkelanjutan dalam ranah AI adalah konsumsi energi yang signifikan terkait dengan model pembelajaran mesin yang kompleks, termasuk pembelajaran mendalam (deep learning).

Model-model tersebut memerlukan daya komputasi yang besar dan memproses jumlah data yang besar, berkontribusi pada tuntutan energi yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: