Jarang Diketahui! Peran Penting Sekayu dalam Perjalanan Panjang Pembentukan Kabupaten Musi Ilir-Banyuasin

Sekayu menjadi "nucleus" atau inti dari seluruh proses pembentukan Kabupaten Musi Ilir-Banyuasin.

Wilayah Sekayu terpilih sebagai ibukota kabupaten yang baru terbentuk karena posisinya yang strategis.

Kota ini terletak di antara Kewedanaan Musi Ilir dan Kewedanaan Banyuasin, dua wilayah yang menjadi dasar pembentukan Kabupaten Musi Ilir-Banyuasin.

BACA JUGA:Sejarah Panjang dan Menarik di Balik Nama Desa Pelajau Ilir, Banyuasin

Keputusan untuk menetapkan Sekayu sebagai ibukota sangat tepat karena letaknya yang terpusat memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif dan pemerintahan yang lebih efisien.

Selain itu, Sekayu juga memiliki sejarah dan pertalian darah yang kuat dengan rakyat setempat.

Ini adalah salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk membentuk sebuah kabupaten otonom.

Hubungan sejarah dan pertalian darah menjadi landasan kuat untuk membentuk identitas kabupaten ini, dan Sekayu memainkan peran sentral dalam melestarikan nilai-nilai dan budaya ini.

Proses Pembentukan Kabupaten Musi Ilir-Banyuasin

Setelah Sekayu ditetapkan sebagai ibukota, proses pembentukan Kabupaten Musi Ilir-Banyuasin terus berlanjut.

BACA JUGA:Inilah Tanggal Terbentuknya Daerah MUBA dan Ibukotanya Sekayu, Kamu Yang Asal Daerah Ini Wajib Tahu!

Pembentukan ini tidak hanya mencakup aspek administratif, tetapi juga politik.

Pembentukan kabupaten baru selalu melibatkan transisi yang kompleks, dari administrasi yang lebih besar hingga unit yang lebih kecil.

Salah satu langkah kunci adalah pemilihan kepala daerah dan Bupati pertama.

Mereka akan menjadi pemimpin utama yang akan memimpin wilayah baru ini dan membentuk identitasnya.

Pemilihan kepala daerah merupakan langkah penting dalam proses pembentukan kabupaten otonom.

Pada saat pembentukan Kabupaten Musi Ilir-Banyuasin, R. Ahmad Abusamah terpilih sebagai Kepala Daerah.

BACA JUGA:Kota Banyuasin ada Kembarannya? Ini dia Letak dan Nama Desanya ! Kaya akan Warisan Sejarah

Zainal Abidin Nuh dipilih sebagai Bupati, sementara Ki. H. Mursal dari Partai Masyumi menjabat sebagai Ketua DPR.

Pemilihan kepala daerah dan Bupati pertama adalah bagian penting dalam mengatur tata pemerintahan dan pengambilan keputusan di kabupaten baru ini.

Sumber: