Asal, Arti Kata dan Dipilihnya Sekayu Sebagai Ibukota Musi Banyuasin, Ini Daerah Paling Makmur!

Asal, Arti Kata dan Dipilihnya Sekayu Sebagai Ibukota Musi Banyuasin, Ini Daerah Paling Makmur!

Rumah-rumah di daerah Sekayu-Foto-

Keputusan ini adalah hasil dari berbagai kajian dan pertimbangan yang mendalam oleh pemerintah kabupaten.

BACA JUGA:Inilah Asal-Usul Sejarah Terbentuknya Musi Banyuasin, Tak Banyak Yang Tahu, Cek Yuk!

Sekayu dianggap sebagai lokasi yang memiliki potensi besar untuk berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat Musi Banyuasin secara keseluruhan. 

Dalam beberapa tahun mendatang, Sekayu sebagai ibukota baru Musi Banyuasin akan terus mengalami perkembangan dan pertumbuhan.

Keputusan ini adalah langkah awal yang menunjukkan tekad pemerintah untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi warga kabupaten ini.

Kamu juga perlu tau asal kata daerah Sekayu, Sumeks lovers. 

BACA JUGA:Keker! Jejak Kepemimpinan Awal Musi Ilir-Banyuasin: Sosok Penting di Balik Pembentukan Arah & Visi, Simak Yuk!

Cerita rakyat sering menjadi jendela ke belakang, memungkinkan kita melihat asal-usul suatu tempat dan bagaimana sejarah dan legenda berkumpul menjadi identitas suatu daerah.

Salah satu cerita yang menarik adalah kisah asal mula Sekayu, yang menjadi ibu kota Kabupaten Musi Banyuasin di Sumatera Selatan, Indonesia.

Dalam cerita ini, kita akan mengeksplorasi arti dan makna kata "Sekayu" yang menggambarkan keberuntungan dan keistimewaan dalam berladang, serta bagaimana cerita ini membentuk sejarah daerah tersebut.

Cerita dimulai dengan seorang pemimpin masyarakat yang disebut Puyang Depati (Sahmad Bin Sahaji).

Puyang Depati dikenal sebagai seorang yang bijaksana dan penengah dalam penyelesaian konflik antara dua dusun, yaitu dusun Soak dan Pangkalan Balai.

Konflik ini sering muncul saat kedua dusun tersebut menggarap areal persawahan di daerah yang dikenal dengan sebutan Pang Sako.

BACA JUGA:Kota Banyuasin ada Kembarannya? Ini dia Letak dan Nama Desanya ! Kaya akan Warisan Sejarah

Areal persawahan ini terletak di hulu dan hilir sungai, dan masyarakat dari dua dusun ini berbagi kawasan sawah tersebut. Konflik sering pecah karena persaingan dalam pemanfaatan lahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: