Rahasia Terkubur Selama Dekade: Sejarah Tersembunyi Jembatan Ampera yang Nyaris Tak Pernah Ada, Ini Ceritanya!
Sejarah Tersembunyi Jembatan Ampera yang Nyaris Tak Pernah Ada-Foto: google/net-
Rahasia Terkubur Selama Dekade: Sejarah Tersembunyi Jembatan Ampera yang Nyaris Tak Pernah Ada, Ini Ceritanya!
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Sejarah Jembatan Ampera dimulai dengan sebuah gagasan yang bermula dari keinginan untuk menyatukan dua daratan yang terletak di Kota Palembang, yaitu Seberang Ilir dan Seberang Ulu, melalui pembangunan sebuah jembatan yang menghubungkannya.
Gagasan ini bukanlah sesuatu yang baru, sebab telah muncul sejak tahun 1906, pada masa pemerintahan Gemeente Palembang.
Namun, meskipun telah ada impian untuk membangun jembatan ini selama beberapa dekade, usaha tersebut terbengkalai dan tidak terealisasi hingga tahun 1924, ketika Le Cocq de Ville menjabat sebagai Wali Kota Palembang.
Gagasan tersebut telah menjadi dorongan kuat dalam melanjutkan perjalanan menuju pembangunan salah satu jembatan terpanjang dan paling ikonik di Indonesia, Jembatan Ampera.
Jembatan Ampera, sebuah simbol yang mencolok dan identik dengan kota Palembang, terkenal sebagai salah satu jembatan terpanjang di Indonesia dan Asia Tenggara.
Namun, sedikit yang tahu bahwa jembatan megah ini awalnya tidak dikenal dengan nama Ampera, dan memiliki sejarah yang kaya dan beragam sebelum akhirnya menjadi apa yang kita kenal saat ini.
Dikutif dari sumeks.co, menyelami kisah yang tersembunyi di balik nama dan sejarah Jembatan Ampera yang ikonik.
Awalnya, Jembatan Ampera, yang melintasi Sungai Musi, adalah penghubung vital antara Seberang Ilir dan Seberang Ulu di kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia.
Pada saat peresmiannya di tahun 1965, jembatan ini diberi nama Jembatan Bung Karno, merujuk pada Presiden pertama Indonesia, Soekarno, yang dihormati sebagai pejuang kemerdekaan.
Sejarah Jembatan Ampera bermula dari gagasan untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang, Seberang Ilir dan Seberang Ulu, dengan sebuah jembatan yang menghubungkannya.
Gagasan untuk membangun jembatan ini sudah muncul sejak tahun 1906, saat zaman Gemeente Palembang.
Namun, usaha tersebut terbengkalai hingga tahun 1924, saat Le Cocq de Ville menjabat sebagai Wali Kota Palembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: