Sejarah dan Asal Usul Suku Besemah di Kota Pagar Alam, Kisah yang Unik dan Mistis !

Sejarah dan Asal Usul Suku Besemah di Kota Pagar Alam, Kisah yang Unik dan Mistis !

Sejarah dan Asal Usul Suku Besemah di Kota Pagar Alam, Kisah yang Unik dan Mistis !-foto: google/net-

Sejarah dan Asal Usul Suku Besemah di Kota Pagar Alam, Kisah yang Unik dan Mistis !

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Kota Pagar Alam, yang terletak di provinsi Sumatra Selatan, memiliki sejarah yang kaya dan unik, terutama terkait dengan asal usul suku Besemah yang mendiami wilayah ini.

Kota ini, yang dibentuk berdasarkan Undang–Undang Nomor 8 Tahun 2001, sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Lahat dan memiliki luas wilayah sekitar 633,66 km² dengan jumlah penduduk mencapai 126.181 jiwa serta kepadatan penduduk sekitar 199 jiwa/km².

Dalam catatan sejarah yang tercatat pada tahun 1865 oleh seorang pegawai pemerintah Hindia Belanda, disebutkan bahwa wilayah ini memiliki karakteristik geografis yang unik.

Seseorang yang mendaki Bukit Barisan dari Bengkulu dan mencapai dataran tinggi sebelah Barat Gunung Dempo akan berada di negeri orang Pasemah.

BACA JUGA:Gereja Tertua di Sumatera Selatan: Jejak Sejarah Agama Katolik di Wilayah Sumatera, Mari Kita tengok!

Pada masa itu, Pasemah masih berada di luar jajahan Hindia Belanda, dan upaya penaklukan oleh Belanda berlangsung selama kurang lebih 50 tahun, dari 1821 hingga 1867.

Penting untuk dicatat bahwa orang Eropa, termasuk Thomas Stamford Rafless, tidak mengenali dengan baik orang Pasemah pada awalnya.

Mereka menyebutnya Passumah, dan dalam catatan sejarah Inggris, terdapat penyerangan oleh bandit-bandit tanah Passumah ke distrik Manna pada tahun 1797.

Operasi militer Belanda untuk menaklukkan Pasemah memakan waktu yang lama dan menjadi perlawanan terpanjang dalam sejarah perjuangan di Sumatera Selatan abad ke-19.

BACA JUGA:Gereja Tertua di Sumatera Selatan: Jejak Sejarah Agama Katolik di Wilayah Sumatera, Mari Kita tengok!

Nama Pasemah sendiri diyakini muncul karena kesalahan pengucapan orang Belanda.

Menurut Mohammad Saman, seorang budayawan dan sesepuh Besemah, pengucapan yang benar adalah Besemah, seperti yang masih digunakan oleh penduduk di Pagar Alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: