Tau Ga Sih? Ini Sejarah Alat Musik Calung Jinjing dan Perkembangannya di Jawa Barat

Tau Ga Sih? Ini Sejarah Alat Musik Calung Jinjing dan Perkembangannya di Jawa Barat

Kreativitas Mahasiswa Universitas Padjadjaran Menginspirasi Perkembangan Calung Jinjing di Jawa Barat-Foto:google/net-

Tau Ga Sih? Ini Sejarah Alat Musik Calung Jinjing dan Perkembangannya di Jawa Barat

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Calung jinjing, jenis alat musik tradisional dari Jawa Barat, kini telah berkembang dan dikenal secara luas, menjadi bagian integral dari budaya seni masyarakat Sunda.

Salah satu bentuk calung yang populer ini, dikenal sebagai calung jinjing, memiliki akar sejarah yang menarik dan merupakan hasil kreativitas para mahasiswa Universitas Padjadjaran (UNPAD) di Bandung.

Calung jinjing, yang dikenal oleh masyarakat Sunda di daerah Sindang Heula–Brebes, Jawa Tengah, mungkin merupakan pengembangan dari bentuk calung rantay.

Namun, bentuk kesenian ini mulai meraih popularitas di Jawa Barat pada tahun 1961, ketika mahasiswa UNPAD tergabung dalam Departemen Kesenian Dewan Mahasiswa mengembangkan bentuk calung ini melalui kreativitas mereka.

BACA JUGA:Sejarah dan Asal Usul Suku Besemah di Kota Pagar Alam, Kisah yang Unik dan Mistis !

Menurut salah satu perintis calung jinjing, Ekik Barkah, ide pengkemasan calung ini diilhami oleh pertunjukan reog yang memadukan unsur tabuh, gerak, dan lagu.

Calung pertama kali dimainkan di Departemen Kesenian UNPAD pada tahun 1962 oleh Ekik Barkah dan rekan-rekannya.

Pada tahun-tahun berikutnya, grup-grup calung bermunculan di berbagai fakultas, seperti fakultas sastra, publisistik, dan pertanian UNPAD.

Pemain-pemain calung dari Fakultas Pertanian UNPAD angkatan 1965, seperti Adjen Achmaddjen, IA Ruhiyat DK, Oman Suparman, Eppi Kusumah, Hilmi Ridwan, dan Hardi Suhardi, menjadi pionir dalam mengembangkan gaya dan teknik bermain calung.

BACA JUGA:Gereja Tertua di Sumatera Selatan: Jejak Sejarah Agama Katolik di Wilayah Sumatera, Mari Kita tengok!

Mereka tidak hanya menghibur, tetapi juga terlibat dalam kegiatan penyuluhan pertanian di proyek Bimas SSBM (JABAR), termasuk mengisi acara siaran pedesaan di RRI Bandung.

Dengan perkembangan ini, muncul berbagai grup calung di masyarakat Bandung, seperti Layung Sari, Ria Buana, dan Glamor pada tahun 1970-an.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://sumeksradio.disway.id/