Pasar Pangkalan Balai, Ini Jejak Sejarah, Transformasi dan Peran Pentingnya dalam Ekonomi Masyarakat Banyuasin

Pasar Pangkalan Balai, Ini Jejak Sejarah, Transformasi dan Peran Pentingnya dalam Ekonomi Masyarakat Banyuasin

Pasar pangkalan Balai-foto-

Pasar Pangkalan Balai, Ini Jejak Sejarah, Transformasi dan Peran Pentingnya dalam Ekonomi Masyarakat Banyuasin

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE- Pasar Pangkalan Balai tidak hanya menjadi pusat kegiatan ekonomi di Kabupaten Banyuasin, tetapi juga memiliki jejak sejarah yang kaya dan transformasi yang signifikan.

Ia tidak hanya melayani kebutuhan belanja masyarakat, tetapi juga menjadi saksi perjalanan perkembangan daerah ini.

Sebagai ibu kota Kabupaten Banyuasin dan Kecamatan Banyuasin III, Pangkalan Balai memiliki peran strategis dalam mendukung kehidupan sehari-hari penduduk.

Dengan jarak yang relatif dekat dari ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, Kota Palembang, Pangkalan Balai menjadi pusat kegiatan ekonomi yang vital.

BACA JUGA:Jaga Kualitas, Pengelola Pasar Pangkalan Balai Gencar Terapkan Standar Keamanan untuk Produk Segar

Pasar ini tidak hanya sebuah tempat berbelanja; ia mencerminkan kesejarahan dan perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat Banyuasin.

Dulunya, Pasar Pangkalan Balai berlokasi di Jalan Thalib Wali atau dikenal sebagai Kalangan Pasar Lama.

Pasar ini telah menjadi bagian penting sebelum pemekaran Banyuasin dan menjadi Ibu Kota Pangkalan Balai setelah memisahkan diri dari Kota Sekayu atau Kabupaten Musi Banyuasin.

Pasar Kalangan Lama, dikenal sebagai tempat pertama menjadi pasar utama masyarakat Banyuasin, mengalami relokasi beberapa tahun kemudian.

BACA JUGA:Sejarah Rumah Sakit Kusta Sungai Kundur di Banyuasin, Pusat Pelayanan Kusta di Sumatera Selatan, Mari Lihat!

Pemerintah daerah memindahkan pasar ini ke Pasar Baru di Jalan Merdeka Pangkalan Balai. Inilah yang menjadi tempat utama berbelanja bagi mayoritas masyarakat Banyuasin, terutama di Banyuasin 3.

Dengan pemekaran Banyuasin pada tahun 2002, masyarakat tidak lagi kesulitan berbelanja karena jaraknya yang lebih dekat.

Sistem pemerintahan dan roda perekonomian masyarakat berkembang pesat, terutama karena mayoritas penduduk bekerja sebagai petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: