Dari Hutan Belantara ke Ladang Modern: Kisah Perubahan Masyarakat Sumatera Menuju Era Perkebunan !

Dari Hutan Belantara ke Ladang Modern: Kisah Perubahan Masyarakat Sumatera Menuju Era Perkebunan !

Dari Hutan Belantara ke Ladang Modern: Kisah Perubahan Masyarakat Sumatera Menuju Era Perkebunan !-Foto : Eko subakti-

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Sebelum arus modernisasi mencapai Sumatera, masyarakatnya hidup dalam kerangka tradisional yang telah melandasi kehidupan sehari-hari mereka.

Namun, pada akhir abad ke-19, terjadi perubahan signifikan ketika usaha perkebunan yang awalnya berkembang di Jawa mulai meluas ke luar pulau tersebut, khususnya ke Sumatera.

Dampak paling mencolok dari ekspansi perkebunan adalah pembukaan lahan di daerah Onderafdeeling Banjoeasin en Koeboestrekken, Keresidenan Palembang, yang sebelumnya dipenuhi oleh hutan belantara.

Pada tahun 1909, lahan ini resmi dijadikan daerah perkebunan yang dikuasai oleh perusahaan Eropa.

BACA JUGA:Sayang Sekali! Lawang Borotan, Peninggalan Sejarah yang Terbengkalai di Destinasi Wisata Palembang !

Sebuah artikel yang terbit dalam Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya berjudul "Sejarah Perkebunan dan Dampaknya Bagi Perkembangan Masyarakat di Onderafdeeling Banjoeasin en Koeboestrekken, Keresidenan Palembang, 1900-1942" oleh Zubir (2015) menggambarkan bahwa perkebunan besar atau onderneming Eropa menjadi katalisator bagi munculnya industri Barat dan komersialisasi pertanian secara besar-besaran.

Tradisi pertanian yang tadinya bersifat tradisional di Keresidenan Palembang, termasuk di Onderafdeeling Banjoeasin en Koeboestrekken, mengalami transformasi signifikan.

Keberadaan perusahaan Barat dalam dunia perkebunan menciptakan tatanan perdagangan lokal yang kompleks.

Selain itu, pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana penunjang industri perkebunan Barat modern menghubungkan dunia tradisional masyarakat lokal ke ranah yang jauh lebih kompleks dan dinamis.

BACA JUGA:Oh Ternyata Inilah Sejarah Terbentuknya Desa di Indonesia, Kamu Sudah Tau?

Zubir juga menyoroti perubahan dalam sistem ekonomi masyarakat Banyasin, Palembang, yang tradisional.

Orang-orang Eropa membawa konsep ekonomi uang yang baru bagi masyarakat tersebut, menggantikan sistem barter yang sebelumnya dominan.

Sebelum pembukaan onderneming karet di Onderafdeeling Banjoeasin en Koeboestrekken, masyarakat sudah mulai menanam karet secara tradisional, dikenal sebagai karet rakyat.

Pengusaha Eropa memperoleh kemudahan berkat pemberian konsesi terhadap tanah-tanah erfpacht yang dapat mereka kelola dengan sistem sewa selama 75 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: