Emas Menembus Puncak: Kinerja Gemilang di Akhir 2023, Paladium Terjun Bebas dalam Era Kendaraan Listrik
Emas Menembus Puncak: Kinerja Gemilang di Akhir 2023, Paladium Terjun Bebas dalam Era Kendaraan Listrik-Foto:google/net-
Emas Menembus Puncak: Kinerja Gemilang di Akhir 2023, Paladium Terjun Bebas dalam Era Kendaraan Listrik
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Harga emas berhasil bertahan di atas level US$2.000 per ounce pada akhir perdagangan tahun ini, Jumat (29/12/2023), menunjukkan stabilitas pasar logam mulia.
Kenaikan ini didukung oleh harapan Federal Reserve AS yang kemungkinan akan memangkas suku bunga pada awal Maret mendatang.
Harga emas di pasar spot ditutup pada level US$2,064.34 per ons, meskipun sedikit turun dari sesi sebelumnya. Di sisi lain, emas berjangka AS mengalami penurunan 0,6% ke posisi US$2,071.80.
Selama satu tahun terakhir, emas batangan telah menunjukkan kinerja impresif dengan kenaikan sebesar 13%. Harga emas berayun antara titik terendah mendekati $1,800 hingga mencapai rekor tertinggi $2,135.40.
BACA JUGA:Proyeksi IHSG Tahun 2024 Optimisme Pasar dan Pilihan Investasi
Analis Marex Edward Meir dari Reuters menyatakan, "Pergerakan ini bergerak menuju perairan yang lebih tenang, sehingga dapat dikatakan – lingkungan suku bunga yang lebih rendah, yang berarti dolar yang lebih rendah, sehingga emas seharusnya memiliki kinerja yang lebih baik."
Investor emas pun berantisipasi rekor harga tertinggi tahun depan. Faktor-faktor seperti kebijakan suku bunga AS yang dovish, risiko geopolitik yang berlanjut, dan pembelian bank sentral diperkirakan akan terus mendukung pasar emas.
Analis UBS, Giovanni Staunovo, menekankan perlunya "melihat permintaan yang lebih kuat dari investor, seperti peningkatan arus masuk ETF.
Untuk itu diperlukan data ekonomi AS yang lebih lemah dan inflasi yang lebih rendah, sehingga The Fed terdengar lebih dovish."
BACA JUGA:Performa Positif IHSG Selama 20 Tahun Pemilu Indonesia! Antisipasi Kenaikan Menjelang 2024
Suku bunga yang lebih rendah berdampak positif pada harga emas, mengurangi opportunity cost dari memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) dan membebani nilai dolar.
Indeks dolar (.DXY) menuju penurunan 2% pada tahun 2023, sementara imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10-tahun yang menjadi acuan berada di dekat level terendah sejak bulan Juli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: