Wah, Seru Nih! Asal Usul Nama Pemulutan Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Melibatkan Puyang & Buaya, Ini Ceritanya!

Wah, Seru Nih! Asal Usul Nama Pemulutan Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Melibatkan Puyang & Buaya, Ini Ceritanya!

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Ratusan tahun lalu, sebuah desa kecil yang kini telah berkembang menjadi sebuah Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Indonesia, dikenal sebagai Desa Pemulutan.

Namun, nama ini diyakini oleh masyarakat setempat memiliki asal yang sangat menarik dan misterius.

Konon, nama Pemulutan berasal dari sebuah cerita mistis yang melibatkan seorang muyang (dukun) yang memiliki hubungan khusus dengan buaya dan menggunakan getah pohon pulai untuk menangkap mereka.

Sebagai cerita yang sangat diyakini oleh masyarakat Pemulutan, legenda ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan budaya mereka.

Cerita ini, meskipun terdengar seperti mitos atau legenda, adalah sesuatu yang sangat dipegang teguh oleh penduduk setempat.

BACA JUGA:Wow Ga Banyak yang Tau! Rahasia Hubungan Kerajaan Dharmasraya-Pagaruyung dan Singhasari-Majapahit

Mereka meyakini bahwa nama Pemulutan memang berasal dari kisah nyata yang terjadi berabad-abad yang lalu, mengaitkan seorang muyang dengan kekuatan luar biasa dalam berhadapan dengan buaya.

Sejarah dan budaya Pemulutan sangat terkait dengan kisah ini,

Menjelajahi lebih dalam tentang asal-usul nama Pemulutan dan cerita misterius yang melingkupinya.

Desa Pemulutan terletak cukup jauh dari jalan raya utama, Palembang-Indralaya.

Perjalanan menuju desa ini memerlukan perjalanan sekitar 7 kilometer dari jalan raya tersebut, masuk ke dalam wilayah yang semakin jarang dihuni.

Namun, saat Anda memasuki desa Pemulutan itu sendiri, Anda akan mulai mendengar cerita tentang sejarah dan asal-usul nama desa ini.

BACA JUGA:ada 4 Julukan Nama Kota Palembang di Masa Kejayaan Abad ke-7, dari Zaman Dahulu Hingga Sekarang! Cek Yuks

Sebagai sebuah kawasan yang dihuni oleh banyak masyarakat nelayan, sungai Ogan yang melintasi Desa Pemulutan dan sekitarnya tetap menjadi sumber kehidupan utama bagi penduduknya.

Mayoritas penduduk desa ini menggantungkan mata pencaharian mereka pada hasil tangkapan ikan di sungai ini.

Sumber: