Sementara kontroversi ini terus berkembang, perhatian juga mulai tertuju pada dampak psikologis dan kesehatan yang mungkin dialami oleh Erfin Dewi Sudanto.
Menjual organ tubuh bukanlah keputusan yang ringan, dan dapat menyebabkan stres berat dan masalah kesehatan mental.
Dr. Andika, seorang psikolog klinis, menjelaskan bahwa tekanan psikologis yang dihadapi oleh caleg seperti Erfin dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental mereka.
BACA JUGA:Kisah Viral! Pak Afendi, Bapak Pendiam dan Baik Hati, Jadi Korban Kekerasan Pemuda di Ende, NTT
"Ini adalah tanda bahwa sistem politik kita mungkin perlu direformasi untuk memberikan dukungan yang lebih baik kepada calon legislator," ujarnya.
Kontroversi ini membuka pembicaraan lebih luas tentang perlunya reformasi sistem politik di Indonesia.
Banyak yang mengkritik cara pendanaan kampanye dan menyerukan adanya perubahan untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang adil untuk terlibat dalam proses politik tanpa harus mengorbankan kesehatan atau martabat pribadi.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah kasus Erfin Dewi Sudanto hanya merupakan puncak gunung es, atau apakah ini adalah cerminan dari tekanan finansial yang dialami oleh banyak calon legislator di seluruh negeri.
Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan tersebut, sementara publik terus mengikuti perkembangan kontroversi ini dan menantikan tindak lanjut dari pihak berwenang.*