SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Youth of May bukan sekadar drama Korea biasa, tetapi sebuah karya yang membawa penonton menyelami peristiwa sejarah penting Korea Selatan, yakni Gwangju Uprising pada Mei 1980.
Dengan latar belakang sejarah yang kental, drama ini sukses memadukan romansa dengan realitas pahit perjuangan politik.
Melalui kisah cinta Hwang Hee-tae (diperankan oleh Lee Do-hyun), seorang mahasiswa kedokteran idealis, dan Kim Myung-hee (diperankan oleh Go Min-si), seorang perawat muda yang cerdas, Youth of May menghadirkan cerita yang menyentuh hati, menggugah emosi, dan penuh dengan pesan moral.
Masa Kelam Gwangju Uprising: Cinta di Tengah Kekacauan
Gwangju Uprising adalah salah satu momen paling penting dalam sejarah Korea Selatan.
BACA JUGA:Pentingnya Pelembap untuk Kesehatan Kuku: Rahasia Kuku Cantik dan Kuat
BACA JUGA:Oleskan Minyak untuk Melindungi Kuku Saat Memasak: Langkah Sederhana dengan Hasil Maksimal
Pada Mei 1980, ribuan warga Gwangju, yang terdiri dari mahasiswa, pekerja, dan masyarakat umum, bangkit melawan rezim militer yang berkuasa saat itu.
Demonstrasi ini dipicu oleh ketidakpuasan terhadap pemerintahan yang otoriter dan pelanggaran hak asasi manusia.
Situasi menjadi semakin tegang ketika pemerintah menanggapi demonstrasi dengan kekerasan, yang berujung pada bentrokan berdarah.
Di tengah kekacauan inilah, Youth of May memulai kisahnya.
Hwang Hee-tae, seorang mahasiswa kedokteran yang memiliki keinginan besar untuk membantu orang-orang miskin, menemukan cintanya pada Kim Myung-hee, seorang perawat muda yang bertekad untuk memperbaiki hidupnya dan keluarganya.
BACA JUGA:Menjaga Kesehatan Kuku di Dapur: Mengapa Penting?
BACA JUGA:OOTD Casual untuk Aktivitas Outdoor: Sporty dan Fungsional