Arsitektur Unik yang Memadukan Gaya Cina dan Eropa
Keunikan Masjid Agung Palembang tidak hanya terletak pada ukurannya yang megah, tetapi juga pada arsitektur yang memadukan beberapa gaya berbeda.
Salah satu ciri khas yang paling mencolok adalah pengaruh arsitektur Cina dan Eropa yang tampak pada bagian eksterior dan interior masjid.
Sultan Mahmud Badaruddin I menginginkan agar masjid ini memiliki keunikan tersendiri dan berbeda dari bangunan masjid lainnya pada masa itu, sehingga ia menggabungkan elemen-elemen arsitektur dari dua kebudayaan besar tersebut.
Pengaruh arsitektur Cina dapat terlihat pada desain atap masjid yang berbentuk limas dengan sudut-sudut yang melengkung.
BACA JUGA:Palembang Bird Park: Destinasi Wisata Edukasi dan Hiburan untuk Keluarga di Palembang
BACA JUGA:Pesona Kebun Bunga Refugia: Destinasi Agrowisata yang Menawan di Magetan
Bentuk atap ini mengingatkan kita pada bangunan-bangunan tradisional Cina yang kerap menggunakan desain serupa.
Sementara itu, sentuhan Eropa terlihat pada penggunaan pilar-pilar besar yang menjulang tinggi dan elemen-elemen dekoratif lainnya yang mencerminkan gaya klasik Eropa.
Kombinasi antara kedua gaya ini menjadikan Masjid Agung Palembang sebuah karya arsitektur yang unik dan memikat.
Renovasi dan Perkembangan
Seiring berjalannya waktu, Masjid Agung Palembang mengalami beberapa kali renovasi untuk menjaga kelestarian dan keindahannya.
Salah satu renovasi besar dilakukan pada masa Sultan Mahmud Badaruddin II, di mana masjid diperluas untuk menampung lebih banyak jamaah.
Renovasi lainnya terjadi pada era kolonial Belanda, di mana beberapa bagian dari masjid ini diperbarui untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan ciri khas arsitektur aslinya.