Menurut Yu, komentar dalam laporan itu “terlalu kasar dan tidak pantas,” terutama karena bisa diakses oleh karyawan perusahaan dan keluarganya.
Menurutnya, penggunaan kata-kata kasar tersebut berlebihan dan berpotensi menimbulkan perpecahan dalam industri hiburan.
BACA JUGA:Konser Sheila on 7 di Bandung Digelar di Stadion Si Jalak Harupat
BACA JUGA:Tamara Tyasmara Merasa Lega: Yudha Dituntut Hukuman Mati dalam Kasus Pembunuhan Dante
HYBE Berkomitmen Meningkatkan Standar Internal
Dalam pernyataan penutupnya, CEO Lee Jae-sang menekankan bahwa HYBE akan segera mengevaluasi kembali seluruh prosedur pengumpulan laporan mingguan, termasuk penyusunan serta penyebaran dokumen internal.
Lee menyatakan bahwa perusahaan akan mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, seperti pelatihan etika dan pemantauan ketat terhadap isi laporan agar lebih profesional dan sesuai standar industri yang berlaku.
“Ke depannya, kami akan mengubah sistem laporan internal agar lebih menghormati para artis di seluruh industri, tanpa terkecuali.
Kami berharap para penggemar, agensi, dan artis yang terdampak dapat memahami upaya kami untuk memperbaiki kesalahan ini,” ujar Lee.
BACA JUGA:Daftar Harga Tiket Fancon Choi Jin-hyuk di Jakarta, Mulai Rp800 Ribu Lho!
BACA JUGA:Wah! Lee Soo-man Kembali dengan Persiapan Debut Idol Group Baru di Bawah A2O Entertainment!
Dampak Bocornya Laporan HYBE di Dunia K-Pop
Kasus ini memunculkan diskusi tentang praktik serupa yang mungkin terjadi di perusahaan hiburan lainnya.
Penggemar dan publik mendesak perusahaan-perusahaan besar di industri K-pop untuk lebih berhati-hati dalam mengelola informasi internal mereka.
Insiden ini juga menekankan pentingnya menjaga etika dalam mengevaluasi artis, terutama di era media sosial yang bisa dengan mudah menyebarkan konten sensitif.
Para penggemar, khususnya, menyayangkan peristiwa ini dan menuntut HYBE serta perusahaan lain agar lebih bertanggung jawab.