Tantangan dalam Pengadaan Bahan Baku
Meski program ini menuai banyak keberhasilan, tidak sedikit tantangan yang dihadapi, terutama dalam hal logistik dan ketersediaan bahan baku.
BACA JUGA:Terus Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas, BRI Telah Salurkan KUR Rp158,6 Triliun
Musim panen yang tidak menentu sering kali menyebabkan fluktuasi pasokan, sementara kebutuhan dapur SPPG tetap harus terpenuhi setiap hari.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah menggandeng koperasi tani dan asosiasi UMKM guna memastikan pasokan yang stabil.
Selain itu, sistem pengadaan berbasis teknologi juga mulai diterapkan untuk mempermudah koordinasi antara dapur SPPG dan para penyedia bahan baku.
“Kami menggunakan aplikasi khusus untuk memantau ketersediaan bahan baku dan memesan langsung dari petani.
Ini sangat membantu dalam mengurangi kendala logistik,” jelas Rini Handayani, kepala operasional salah satu dapur SPPG.
BACA JUGA:UMKM di Baturaja Manfaatkan Brimo untuk Kemudahan Transaksi
BACA JUGA:Jadi AgenBRILink, Rida Siahaan Tingkatkan Pendapatan UMKM dan Bantu Akses Keuangan Desa
Manfaat Berlapis untuk Ekonomi Nasional
Langkah Presiden Prabowo dalam mendorong penggunaan bahan baku lokal di program MBG diyakini mampu memberikan multiplier effect bagi perekonomian nasional.
Selain meningkatkan pendapatan petani dan pelaku UMKM, program ini juga mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan industri kecil.
“Dengan memaksimalkan penggunaan produk lokal, kita tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi bangsa,” ujar Budi Arie Setiadi, Menteri Koperasi dan UKM.
Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat menjadi model bagi program-program serupa di sektor lain, seperti pendidikan dan kesehatan.