SUMEKSRADIONEWS.ONLINE- Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat, pengelolaan Sistem Pangan dan Program Gizi (SPPG) di Indonesia kini mulai bertransformasi secara digital.
Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk penyedia layanan teknologi, untuk memastikan distribusi dan pengelolaan program berjalan lebih efisien.
Langkah ini tidak hanya mempercepat penyampaian bantuan kepada masyarakat, tetapi juga meningkatkan transparansi dan akurasi dalam penggunaan anggaran.
Transformasi Digital untuk Distribusi yang Lebih Baik
Salah satu tantangan utama dalam pengelolaan SPPG adalah menjangkau wilayah-wilayah terpencil yang infrastrukturnya terbatas.
BACA JUGA:Ternyata BNI dan Peran Kantor Luar Negeri untuk Mendukung Diaspora dan Ekonomi Nasional!
BACA JUGA:Diaspora Indonesia di Korea Selatan: Membawa Warisan Budaya Lewat Kuliner dengan Dukungan BNI!
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mulai menerapkan teknologi berbasis aplikasi yang memungkinkan pemantauan distribusi secara real-time.
Menurut Kepala Badan Pengelola Program Gizi Nasional, sistem digital ini memungkinkan data distribusi makanan untuk dimasukkan dan diakses oleh semua pihak terkait.
Dengan teknologi ini, lokasi penerima manfaat, jumlah bantuan, dan status pengiriman dapat dipantau dengan akurat.
“Digitalisasi dalam SPPG adalah langkah besar untuk memastikan bahwa bantuan makanan bergizi sampai ke tangan yang benar, tepat waktu, dan dalam kondisi layak konsumsi,” ujar Kepala Badan Pengelola.
BACA JUGA:Petani Lokal sebagai Tulang Punggung Program MBG: Jaminan Pasar dan Peningkatan Kesejahteraan!
Aplikasi Mobile untuk Masyarakat dan Petugas Lapangan
Untuk mempermudah pengelolaan di lapangan, pemerintah juga meluncurkan aplikasi mobile yang dirancang khusus bagi petugas distribusi dan masyarakat penerima manfaat.