Tren wisata film semakin populer terutama setelah pandemi, ketika banyak orang menghabiskan waktu di rumah menonton serial dan film yang berlatar di lokasi-lokasi indah.
Fenomena ini dikenal sebagai 'set jetting', yakni bepergian ke lokasi syuting film atau acara TV.
Salah satu contoh paling menonjol adalah serial HBO The White Lotus.
Musim pertamanya yang berlatar di Hawaii, tepatnya di The Four Seasons Resort Maui di Wailea, menarik banyak wisatawan ke lokasi tersebut.
BACA JUGA:Bukit Gatan Musi Rawas: Pesona Negeri di Atas Awan yang Memikat Hati Wisatawan
Musim keduanya yang mengambil latar di Sisilia juga berdampak besar terhadap sektor pariwisata di wilayah itu.
Bahkan, sebelum musim ketiga ditayangkan, Thailand sudah mulai menarik perhatian sebagai tujuan berikutnya.
Namun, wisata film bukanlah konsep baru.
Sejak era pasca-Perang Dunia II, industri film mulai berkembang pesat, dan banyak orang terdorong untuk mengunjungi lokasi film favorit mereka.
Misalnya, film City Slickers pada 1990-an meningkatkan jumlah wisatawan yang tertarik untuk merasakan kehidupan di peternakan koboi di Arizona.
BACA JUGA:Air Terjun Maung: Surga Tersembunyi di Pagar Alam
BACA JUGA:Dempo Park: Pesona Taman Bunga di Kaki Gunung Dempo
Demikian pula, serial Yellowstone membawa dampak besar bagi pariwisata di daerah pegunungan dan peternakan di Amerika Serikat.
Keuntungan Ekonomi dari Wisata Film
Banyak negara dan kota mulai melihat wisata film sebagai peluang ekonomi yang signifikan.