Salah satu contohnya adalah batik tulis dari Yogyakarta yang kini telah diekspor ke Jepang dan Eropa, serta kerajinan anyaman dari Kalimantan yang diminati oleh pasar Amerika Serikat.
Pada INACRAFT 2025, berbagai kisah sukses ini kembali ditampilkan sebagai inspirasi bagi pelaku UMKM lainnya.
Melalui dukungan BUMN, para pengusaha kecil ini kini tidak hanya menjual produk secara lokal, tetapi juga meraih pasar yang lebih luas di tingkat internasional.
Dampak Positif bagi Perekonomian Indonesia
Keberhasilan UMKM dalam menembus pasar global tidak hanya berdampak positif bagi para pelaku usaha, tetapi juga bagi perekonomian nasional.
Dengan meningkatnya ekspor produk lokal, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap produk impor dan meningkatkan neraca perdagangan.
BACA JUGA:Waduh! Inilah Dampak Kebijakan Baru LPG 3 Kg terhadap UMKM di Indonesia, Ada Apa?
BACA JUGA:Duduk Terlalu Lama Bisa Sebabkan Kaki Bengkak, Apakah Berbahaya?
Selain itu, penguatan UMKM juga berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan strategi yang terus dikembangkan oleh BUMN, diharapkan semakin banyak UMKM Indonesia yang bisa naik kelas dan berdaya saing global.
Keikutsertaan BUMN dalam INACRAFT 2025 menjadi bukti nyata dari komitmen pemerintah dalam mendukung UMKM untuk berkembang.
Melalui berbagai strategi, mulai dari digitalisasi, akses permodalan, peningkatan standar produk, hingga fasilitasi ekspor, UMKM Indonesia kini semakin siap untuk bersaing di pasar internasional.
Dengan semangat kolaborasi antara BUMN, pelaku UMKM, dan pemangku kepentingan lainnya, INACRAFT 2025 menjadi ajang penting dalam memperkuat ekosistem industri kreatif nasional.
BACA JUGA:Penurunan Harga HP Samsung 5G di Februari 2025, Peluang Emas untuk Pengguna
BACA JUGA:Butuh Modal Usaha? Simak Tips Agar Pengajuan KUR BRI Disetujui dengan Mudah!
Jika upaya ini terus dikembangkan, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif dunia di masa depan.