Hal ini penting untuk memastikan bahwa sektor UMKM tetap menjadi tulang punggung ekonomi nasional di tengah tantangan global.
Governance: Tata Kelola yang Kuat dan Transparan
Pilar ketiga dalam ESG adalah tata kelola perusahaan (governance), yang menjadi fokus utama BRI dalam meningkatkan transparansi dan integritas bisnisnya.
BACA JUGA:BRI Luncurkan QRIS TAP: Revolusi Pembayaran Digital yang Cepat dan Praktis
BACA JUGA:Mudahkan Perjalanan Mudik Antarpulau, BRI Hadirkan Fitur Baru Pemesanan Tiket Kapal Lewat BRImo!
BRI secara konsisten menyelaraskan praktik bisnis dengan standar etika global guna menghindari praktik greenwashing atau penyalahgunaan label ramah lingkungan.
Selain itu, BRI terus memperkuat pengelolaan risiko terkait ESG, termasuk mitigasi risiko siber yang semakin relevan di era digital.
Dengan tata kelola yang lebih baik, BRI semakin dipercaya oleh para investor dan pemangku kepentingan lainnya dalam menjalankan bisnis yang bertanggung jawab.
Pembiayaan Berkelanjutan dan Penerbitan Green Bond
Sebagai langkah konkret dalam mendukung keuangan berkelanjutan, BRI telah menyalurkan sustainability finance dalam bentuk Green Loan dan Social Loan.
BACA JUGA:Pegadaian KUR Syariah: Pinjaman Rp 10 Juta Tanpa Jaminan, Benarkah?
BACA JUGA:Diberdayakan BRI, UMKM Papua Global Spices Sukses Menembus Pasar Internasional
Selain Green Loan sebesar Rp86,6 triliun, Social Loan yang disalurkan BRI mencapai Rp698,7 triliun, yang difokuskan pada pembiayaan UMKM dan usaha sosial lainnya.
Dari sisi pendanaan, BRI telah menjalankan sustainable funding activities dengan menerbitkan Green Bond. Sejak 2022, total penerbitan Green Bond BRI mencapai Rp13,5 triliun, yang terdiri dari beberapa tahap.
Tahap pertama dilakukan pada 21 Juli 2022 senilai Rp5 triliun, yang mendapatkan respons positif dari pasar dengan mengalami oversubscribe.
Keberhasilan tahap pertama kemudian dilanjutkan dengan penerbitan Green Bond tahap kedua senilai Rp6 triliun pada Oktober 2023, dan tahap ketiga senilai Rp2,5 triliun pada Maret 2024.