Perpaduan Budaya yang Harmonis
Kampung Kapitan tidak hanya menawarkan keindahan visual dari bangunan-bangunan bersejarahnya.
Lebih dari itu, kampung ini adalah contoh nyata bagaimana budaya Tionghoa dan Melayu Palembang menyatu secara harmonis.
Warga Kampung Kapitan dikenal hidup berdampingan secara damai dengan masyarakat dari latar belakang etnis yang berbeda, menciptakan suasana toleransi dan kebersamaan yang hangat.
BACA JUGA:Nagasari, Kue Tradisional yang Tetap Jadi Primadona di Meja Buka Puasa
BACA JUGA:Rio by The Beach: Pantai Eksotis dengan Harga Terjangkau dan Nuansa Alam Asri
Hal ini terlihat jelas dalam berbagai perayaan tradisional seperti Imlek dan Cap Go Meh yang dirayakan secara meriah dan melibatkan seluruh komunitas.
Tak jarang pula kampung ini menjadi tempat penyelenggaraan acara budaya, pertunjukan barongsai, serta kegiatan edukatif yang bertujuan memperkenalkan budaya Tionghoa kepada generasi muda.
Surga Kuliner di Tepi Sungai Musi
Berkunjung ke Kampung Kapitan tak akan lengkap tanpa mencicipi aneka kuliner khas yang menggoda lidah.
Di sepanjang kawasan, terdapat beberapa restoran dan warung makan yang menyajikan hidangan perpaduan antara masakan Tionghoa dan Palembang.
BACA JUGA:Otak-Otak Palembang: Lezatnya Kudapan Ikan untuk Berbuka Puasa
BACA JUGA:Menjelajahi Keindahan Bukittinggi: 6 Destinasi Wisata Populer untuk Liburan Lebaran
Salah satu menu yang paling banyak diburu adalah mie celor dengan racikan khas Kampung Kapitan, serta pempek yang diolah menggunakan resep turun-temurun.
Tak hanya itu, ada pula hidangan khas Tionghoa seperti kwetiau goreng, capcay, dan bakmi ayam yang disajikan dengan cita rasa autentik.
Bagi pencinta makanan manis, kue-kue tradisional seperti kue keranjang dan onde-onde siap memanjakan lidah.