BACA JUGA:OJK Ambil Alih Pengawasan Kripto 2025 Malah Berefek Negatif?
Masalah Internal: Biaya Gas Tinggi dan Update yang Tertunda
Salah satu penyebab utama mengapa Ethereum jatuh lebih dalam adalah persoalan internal yang belum kunjung terselesaikan.
Masalah klasik seperti biaya gas yang masih tinggi kembali mencuat, terutama di saat terjadi lonjakan aktivitas NFT dan DeFi.
Selain itu, pembaruan jaringan Ethereum yang dijanjikan tahun lalu melalui roadmap "Ethereum Cancun" ternyata mengalami sejumlah penundaan.
Fitur-fitur penting seperti proto-danksharding yang digadang-gadang mampu meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya transaksi belum juga dirilis sesuai jadwal.
BACA JUGA:Mining Bitcoin Terbaik untuk Penghasilan Kripto dengan Mudah di Akhir Maret ini!
BACA JUGA:Saham BBRI Jadi Favorit Investor Lokal, Stabilitas dan Prospek Cerah UMKM Jadi Daya Tarik
Hal ini membuat kepercayaan terhadap roadmap Ethereum kembali dipertanyakan, mendorong investor untuk mencari alternatif yang lebih menjanjikan seperti Solana atau Avalanche.
Sentimen Global dan Tekanan dari Regulasi
Secara makro, pasar kripto memang sedang tidak bersahabat.
The Fed kembali mengisyaratkan kemungkinan menaikkan suku bunga acuan jika inflasi di AS tidak juga terkendali.
Hal ini membuat investor global cenderung menghindari aset berisiko tinggi, termasuk kripto.
Selain itu, regulasi ketat dari SEC (Komisi Sekuritas dan Bursa AS) terhadap sejumlah entitas kripto juga berdampak besar.
BACA JUGA:Strategi Keren Penambangan di Pi Network: Maksimalkan Keuntungan dengan 'Pick-Up'!
BACA JUGA: OJK Resmi Awasi Perdagangan Kripto Mulai Januari 2025, Gimana Pendapatan Para miners?