Ethereum sendiri sempat berada dalam sorotan karena status legalitasnya yang masih belum pasti di mata hukum AS apakah tergolong sekuritas atau bukan.
Ketidakpastian ini membuat banyak investor institusi menahan diri, bahkan menarik dananya dari Ethereum.
Faktor Teknikal: Breakdown Support dan Sinyal Bearish
Dari sisi teknikal, grafik pergerakan harga ETH menunjukkan adanya breakdown dari support penting di kisaran $1.350.
Penembusan support ini memicu gelombang jual lanjutan yang memperparah tekanan harga.
Indikator RSI juga menunjukkan kondisi oversold, menandakan tekanan jual yang sangat tinggi tanpa ada jeda pemulihan.
BACA JUGA:Strategi Keren Penambangan di Pi Network: Maksimalkan Keuntungan dengan 'Pick-Up'!
BACA JUGA: OJK Resmi Awasi Perdagangan Kripto Mulai Januari 2025, Gimana Pendapatan Para miners?
Trader-trader teknikal menyebut skenario ini sebagai “death cross”, di mana moving average jangka pendek memotong ke bawah moving average jangka panjang menjadi sinyal bearish yang kuat.
Apakah Ini Kesempatan Beli?
Meski koreksi besar ini menimbulkan kepanikan, tak sedikit analis yang justru melihatnya sebagai peluang beli (buy the dip).
ETH di harga $1.200-an dianggap sudah undervalued, mengingat fundamental Ethereum sebagai jaringan blockchain yang masih dominan dalam ekosistem DeFi dan NFT.
Beberapa investor institusi yang memiliki pandangan jangka panjang diperkirakan akan mulai mengakumulasi kembali ketika volatilitas mereda.
BACA JUGA: OJK Resmi Awasi Perdagangan Kripto Mulai Januari 2025, Gimana Pendapatan Para miners?
Namun begitu, pemulihan harga ETH sangat bergantung pada kepastian pembaruan teknis di jaringan Ethereum dan perkembangan kebijakan regulasi global.