Seruit & Nyeruit: Warisan Rasa dan Kebersamaan dari Lampung

Senin 14-04-2025,14:00 WIB
Reporter : Nuri Fransisca
Editor : Nuri Fransisca

Setiap daerah di Lampung bisa punya versi seruit yang berbeda, tergantung jenis ikan yang digunakan, tingkat kepedasan sambal, hingga jenis lalapan yang tersedia.

Beberapa jenis ikan yang populer untuk seruit antara lain ikan belida, baung, dan layis—ikan-ikan sungai yang dikenal memiliki rasa gurih dan tekstur lembut.

Nyeruit dalam Perspektif Modern

Di era sekarang, nyeruit mungkin tidak sepopuler dulu di kalangan anak muda perkotaan yang lebih terbiasa dengan gaya makan praktis dan individual.

BACA JUGA:Ngopi Cantik di Naka Cafe Palembang, Tempat Nongkrong Paling Instagramable!

BACA JUGA:Liburan Mewah di Kota Pempek: Wyndham Opi Hotel, Pilihan Hotel Terbaik di Palembang

Namun sejumlah komunitas budaya dan pemerhati kuliner lokal terus mendorong agar tradisi ini tetap hidup.

Bahkan, sejumlah restoran di Lampung kini mulai menyediakan menu seruit lengkap dengan konsep makan lesehan, agar masyarakat, terutama generasi muda, bisa merasakan kembali pengalaman nyeruit yang autentik.

Lebih dari itu, nyeruit bisa menjadi jembatan lintas generasi—tempat di mana nilai-nilai kebersamaan yang mulai tergerus oleh gaya hidup serba cepat dapat ditanamkan kembali.

Tradisi ini bisa menjadi pengingat bahwa makanan bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang bagaimana kita berinteraksi dan membangun kebersamaan melalui momen-momen sederhana.

Tradisi nyeruit khas Lampung adalah warisan budaya yang kaya nilai dan makna.

BACA JUGA:Ngopi Doeloe: Menyeruput Kopi dalam Nuansa Jadul yang Menggoda Lidah dan Kenangan

BACA JUGA:Kemplang dan Kerupuk Diserbu Pemudik: Oleh-Oleh Khas Palembang yang Tak Pernah Sepi Peminat

Ia tidak hanya menyajikan kelezatan khas dari perpaduan ikan, sambal, dan tempoyak, tetapi juga menyajikan kehangatan sosial yang mempererat hubungan antarindividu.

Dalam nyeruit, masyarakat Lampung menemukan ruang untuk berkumpul, berbagi cerita, dan memperkuat ikatan yang menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat.

Di tengah derasnya arus modernisasi, menjaga tradisi seperti nyeruit bukan sekadar melestarikan makanan, tetapi juga mempertahankan filosofi hidup yang penuh kebersamaan dan kesederhanaan.

Kategori :