Dengan demikian, ketika terjadi aksi risk-off atau penghindaran risiko, aset kripto pun ikut terkena dampaknya.
Indeks Utama Sebagai Barometer Tekanan Global
Turunnya Nasdaq dan S&P 500 bukan hanya berdampak terhadap Amerika Serikat, tetapi juga menjadi pemicu kekhawatiran di seluruh dunia.
Indeks-indeks utama tersebut sering dijadikan barometer tekanan ekonomi global, karena mencerminkan kondisi korporasi terbesar dunia serta kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi ke depan.
Jika indeks-indeks ini menunjukkan tren turun yang konsisten, maka bisa dipastikan bahwa tekanan ekonomi tidak lagi bersifat lokal.
Pelaku pasar di Asia, Eropa, dan pasar negara berkembang akan mulai bersikap lebih konservatif, menarik dana dari pasar berisiko, dan beralih ke instrumen safe haven seperti emas, obligasi pemerintah, atau dolar AS.
BACA JUGA:Lonjakan Transaksi Kripto Maret 2025 Berakhir Lesu! Benarkah Investor asing Mulai Menarik Diri?
BACA JUGA: OJK Resmi Awasi Perdagangan Kripto Mulai Januari 2025, Gimana Pendapatan Para miners?
Faktor Penyebab: Inflasi dan Suku Bunga The Fed
Salah satu penyebab utama kekhawatiran pasar saat ini adalah sikap hawkish Federal Reserve (bank sentral AS) yang belum memberi sinyal akan segera menurunkan suku bunga.
Data inflasi AS yang masih tinggi membuat The Fed tetap pada posisi menahan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Kebijakan ini secara langsung menekan daya beli, memperlambat pertumbuhan bisnis, dan menurunkan valuasi saham-saham teknologi yang sensitif terhadap suku bunga.
Situasi ini diperparah oleh meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah dan ketidakpastian ekonomi di Tiongkok.
Kombinasi berbagai faktor tersebut menciptakan iklim investasi yang penuh tekanan, memicu arus keluar modal besar-besaran dari pasar saham dan aset berisiko.
BACA JUGA:Saham Big Caps Milik Konglomerat Tanah Air Masih Mencatat Cuan, ini Rahasianya!
BACA JUGA:Tangisan Trader Seluruh Saham dan Kripto Merah Akhir Pekan IHSG Melemah!