Dari aspek permodalan, BRI tetap berada di posisi yang solid.
Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 86,03%, sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 24,03%, jauh di atas batas minimal yang disyaratkan regulator.
BACA JUGA:Batik Tulis Soedjono: Dari Lamongan ke Pasar Dunia Berkat Pemberdayaan BRI
BACA JUGA:Super App BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa, Makin Ramah untuk Pengguna Lokal dan Asing
“Kondisi likuiditas yang memadai dan modal yang kuat menjadi modal utama BRI untuk terus tumbuh di tengah ketidakpastian global,” kata Viviana Dyah Ayu.
Menuju Universal Banking
Di akhir konferensi pers, Hery Gunardi menyampaikan bahwa BRI sedang dalam proses transformasi menjadi universal banking — sebuah model layanan yang tidak hanya fokus pada UMKM, tetapi juga menyasar seluruh spektrum nasabah, dari individu hingga korporasi besar.
“Dengan lebih dari 221 juta rekening simpanan dan 211 ribu user QLola di segmen korporasi, BRI memiliki ekosistem besar yang menjadi kekuatan strategis untuk tumbuh lebih agresif ke depan,” pungkas Hery.
Dengan kinerja impresif di awal tahun 2025 ini, BRI membuktikan diri sebagai institusi keuangan nasional yang adaptif, tangguh, dan terus relevan dalam menjawab tantangan zaman.
Di tengah turbulensi global, BRI justru semakin kokoh sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan Indonesia.