Tak heran jika pengembang berlomba menanamkan teknologi sejak tahap desain.
NPG Indonesia, misalnya, merilis kompleks Ecoverse di Pantai Nyanyi, Tabanan—sebuah kawasan pasir hitam yang terkenal di kalangan peselancar internasional.
Proyek ini menyatukan 35 apartemen dan 16 townhouse dua sampai tiga lantai dengan filosofi “smart, sustainable, sophisticated”.
“Kami menggabungkan marmer alami, kayu, dan kaca untuk menciptakan ruang yang elegan sekaligus hangat, lalu menambahkan otomasi penuh agar penghuni cukup menekan satu tombol,” kata Obolentsev.
Lebih dari sekadar gimmick, teknologi pintar terbukti menambah nilai aset.
BACA JUGA:Terungkap! Rahasia Beton Romawi yang Bikin Bangunan Tahan Ribuan Tahun
BACA JUGA:Tren Baru Hunian: Generasi Muda RI Kini Lebih Memilih Rumah Tapak daripada Apartemen
Riset Journal of Sustainable Real Estate menunjukkan fitur hemat energi bisa meningkatkan valuasi rumah.
Platform edukasi properti The CE Shop menghitung perangkat smart-home dapat mendongkrak harga jual ulang hingga 5 %.
Konsumen pun siap membayar ekstra: survei Security.org menemukan 75 % calon pembeli bersedia merogoh kocek lebih dalam untuk properti berteknologi.
Ecoverse memanfaatkan momentum itu dengan menghadirkan internet 24 jam berbasis fiber, panel surya terintegrasi, serta sistem manajemen energi yang memantau pemakaian listrik secara real-time.
“Setiap inci ruang kami optimalkan.
BACA JUGA:Tinggal Nyaman dan Aman: Memahami Jenis Sistem Keamanan Perumahan dan Cara Memilih yang Tepat
BACA JUGA:Waspada Ancaman Tersembunyi: Bahaya Atap Asbes bagi Kesehatan dan Solusi Aman untuk Rumah Anda
Area di bawah tangga diubah menjadi laci geser, dapur dirancang ringkas tetapi memakai perlengkapan premium, sementara kamar mandi menggunakan saniter berstandar hotel bintang lima,” papar Obolentsev.
Seluruh konstruksi diawasi ketat—mulai komposisi beton hingga sentuhan akhir—untuk memastikan daya tahan jangka panjang.