Dorong UMKM dan Inklusi Keuangan
Sebagai bank dengan DNA kerakyatan, BRI tetap memprioritaskan pemberdayaan UMKM.
Direktur Mikro BRI, Akhmad Purwakajaya, menyebut bahwa inisiatif business process reengineering difokuskan pada peningkatan layanan mikro yang lebih cepat, adaptif, dan berbasis digital.
BACA JUGA:Transaksi Nggak Pakai Lama, QRIS TAP BRImo: Cukup Tempel Ponsel ke EDC, Langsung Beres Bayar
Sinergi melalui Holding Ultra Mikro (UMi) juga mencatatkan hasil impresif, menjangkau 34,7 juta debitur aktif dengan total 126 juta rekening simpanan mikro.
Wakil Direktur Utama BRI, Agus Noorsanto, menambahkan bahwa hingga Juni 2025, BRI telah membina 4.625 Desa BRILian, mengembangkan 41.217 klaster usaha, serta memfasilitasi lebih dari 12,9 juta UMKM melalui platform digital LinkUMKM.
Selain itu, jaringan AgenBRILink yang kini mencapai 1,2 juta agen di 67 ribu desa, mencatatkan volume transaksi Rp843 triliun atau tumbuh 9,85% yoy.
Peran AgenBRILink bahkan berkembang menjadi lifestyle micro provider, bukan sekadar perantara transaksi.
BACA JUGA:Punya Rumah Tanpa Ribet ala Generasi Muda bersama KPR BRI
Komitmen pada Program Pemerintah
BRI juga mendukung berbagai program strategis pemerintah. Sepanjang Januari–Juni 2025, BRI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp83,88 triliun kepada 1,8 juta debitur. BRI juga menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) senilai Rp2,25 triliun untuk 3,7 juta rekening penerima, serta menyalurkan kredit FLPP senilai Rp13,35 triliun untuk 97.878 Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Optimistis Jaga Pertumbuhan
Menutup paparannya, Hery Gunardi menegaskan bahwa transformasi yang dijalankan BRI tidak hanya mendorong kinerja keuangan, tetapi juga memperkuat kontribusi terhadap ekonomi kerakyatan.
“Dengan dukungan seluruh insan BRILiaN dan kepercayaan masyarakat, BRI optimistis dapat terus menjaga kinerja positif, tumbuh berkelanjutan, dan tetap berpihak pada sektor produktif yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional,” pungkasnya. (*)