Guntur Putra, CEO Pinnacle Investment Indonesia, berbicara tentang ketidakpastian yang melingkupi pergerakan IHSG.
BACA JUGA:Krisis Keuangan? Dana PayLater Solusinya, Caranya? Mudah, Ikuti Langkah Ini
Dia mengingatkan bahwa tidak ada kecenderungan kuat untuk mengatakan bagaimana pasar akan bergerak pada bulan ini.
Kondisi ekonomi global dan faktor-faktor internal akan menjadi penentu akhir dari pergerakan IHSG.
Di samping itu, Guntur juga mengingatkan bahwa pemberlakuan auto reject simetris dapat memengaruhi likuiditas pasar.
Meskipun demikian, dia masih melihat peluang IHSG kembali mencapai level di atas 7.000 pada bulan September 2023.
BACA JUGA:Menggiurkan: Klaim Saldo DANA Kejutan Senilai Rp100.000! Caranya? Ikuti Langkah Ini untuk Berhasil
Nico, seorang analis lainnya, setuju bahwa IHSG berpotensi mencapai level di atas 7.000, meskipun dengan laju yang tidak terlalu signifikan.
Dia bahkan melihat bahwa dampak dari ARB simetris tidak akan terlalu berpengaruh pada IHSG, terutama saham-saham besar (big cap), yang dikenal lebih stabil.
William Hartanto, seorang Pengamat Pasar Modal dan Founder WH-Project, menambahkan pandangannya tentang pergerakan IHSG di bulan September.
Menurutnya, bulan ini biasanya bukan waktu yang baik untuk mengharapkan kenaikan besar dalam IHSG. Sebaliknya, IHSG cenderung mengalami koreksi atau pelemahan terbatas.
William memperkirakan IHSG pada bulan ini akan berada dalam rentang support 6.784 dan resistance 7.000 - 7.100.
BACA JUGA:Dinamika Harga Emas Batangan Pasar Indonesia: Analisis Terkini, Faktor Penentu, dan Implikasinya
Namun, dia juga memberikan saran yang optimis. Jika IHSG mengalami koreksi, ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk mengakumulasi saham dengan harga yang lebih rendah.
Dia juga memberikan beberapa rekomendasi saham untuk bulan September, termasuk PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Nico, seorang analis lainnya, memprediksi bahwa IHSG bulan ini akan berada dalam rentang 6.925 - 7.030.