Penularan batuk pilek pada anak balita terjadi melalui lendir yang keluar dari hidung atau mulut, baik secara langsung maupun melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.
Untuk mengidentifikasi dan mengatasi batuk pilek pada anak balita dengan lebih baik, penting untuk mengetahui gejalanya.
Beberapa gejala umum yang sering terjadi pada anak balita yang mengalami batuk pilek antara lain:
- Gangguan pernapasan seperti bersin-bersin, hidung tersumbat, suara serak, dan rasa gatal serta nyeri di tenggorokan.
- Merasa pegal-pegal pada tubuh.
- Sakit kepala.
- Tekanan di telinga.
- Demam.
- Mudah mengeluarkan air mata.
- Penurunan kemampuan mencium dan mencicipi.
- Hilangnya nafsu makan.
Meskipun gejala-gejala ini mirip dengan flu, terdapat perbedaan antara keduanya. Batuk pilek umumnya dimulai dengan bersin dan hidung tersumbat, sedangkan gejala ini jarang terjadi pada anak balita yang mengalami flu.
Virus-virus tersebut masuk ke tubuh anak balita melalui mulut, hidung, dan mata, kemudian menyebabkan gejala batuk pilek.
Anak balita juga bisa tertular batuk pilek melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.
Penyebab umum batuk dan pilek pada anak balita adalah virus, terutama Human Rhinovirus (HRV).
Selain HRV, terdapat beberapa jenis virus lain yang bisa menyebabkan batuk pilek, seperti adenovirus, Human Parainfluenza Virus (HPIV), coronavirus, dan Respiratory Syncytial Virus (RSV).
Faktor lain yang meningkatkan risiko anak balita terkena batuk pilek meliputi penurunan sistem kekebalan tubuh dan paparan udara dingin di sekitarnya.
Tempat-tempat seperti pasar, kantor, dan kendaraan umum bisa menjadi sumber penularan batuk pilek.
BACA JUGA:Jangan Anggap Remeh: Kalian yang Punya Hobi Rebahan Ternyata Bisa Memicu Penyakit Diabetes Lho
Anak balita dengan riwayat penyakit kronis juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena batuk pilek.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk mengatasi batuk pilek pada anak balita:
- Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup dan makanan yang rendah lemak namun tinggi serat.
- Pastikan anak tetap terhidrasi dengan memberikan cukup air putih untuk menggantikan cairan yang hilang.
- Jika diperlukan, konsultasikan dengan dokter mengenai pemberian obat batuk pilek yang sesuai untuk anak balita, karena beberapa jenis obat dapat menyebabkan alergi pada mereka.
- Pertahankan suhu tubuh anak tetap hangat, misalnya dengan menggunakan minyak telon Habbie di dada dan punggungnya.
Batuk dan pilek pada anak balita bukanlah kondisi yang berbahaya jika ditangani dengan cepat dan tepat.
Dengan pemahaman tentang gejala, penyebab, dan cara mengatasi batuk pilek pada anak balita, para orang tua tidak perlu khawatir saat anak mereka mengalami batuk pilek. (*/hen)