Namun, sayangnya, warisan ini tidak selalu diwariskan kepada generasi berikutnya.
Puyang Kunduran, salah satu tokoh Besemah, berperan dalam berdirinya dusun-dusun di Jagat Besemah, seperti Masambulau, Gunungkerte, Sumbay Besak, Gunungkaye, Talangtinggi, dan banyak lagi.
Sistem pemerintahan tradisional di daerah Besemah dikenal dengan sebutan Lampik Empat Merdike Due, yang dipimpin oleh kepala-kepala sumbay.
Besemah pada masa itu dianggap sebagai republik yang sangat demokratis.
Kebersamaan, tanggung jawab, dan kesetiaan sangat dijunjung tinggi, memungkinkan prajurit-prajurit Besemah untuk melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dengan keberanian dan semangat solidaritas yang tinggi.
Sebagai suku yang kaya akan sejarah dan budaya, suku Besemah tetap mempertahankan identitasnya meskipun berbagai perubahan dan tantangan telah mereka hadapi.
Kota Pagar Alam, sebagai bagian dari tanah Besemah, terus menjadi saksi bisu perkembangan dan kejayaan suku Besemah yang telah melalui perjalanan panjang dari masa lalu hingga sekarang.*