Kisah Pasar Cinde Palembang Zaman Dahulu, di Era 1970-an Tempat Mangkal PSK dan Semak Blukar! Mari Kita Lihat

Sabtu 18-11-2023,16:00 WIB
Editor : Eko Subakti

Dari pasar dadakan yang terus berkembang, pemerintah kemudian memutuskan untuk memfasilitasi pembangunan pasar secara permanen.

Pada tahun 1958, pasar ini dibangun sebagai pasar pertama setelah kemerdekaan dengan arsitek Herman Thomas Karsten.

BACA JUGA:Momen Sejarah! Prasasti Kedudukan Bukit jadi Saksi Bisu Nama Kota Palembang Zaman Dahulu di Kejayaan Abad ke-7

Pasar Cinde diakui sebagai kembaran pasar Johar Semarang yang juga dirancang oleh Karsten.

Sejak saat itu, nama pasar Lingkis pun berubah menjadi Cinde, mengabadikan nama Lingkis sebagai nama lorong di seberang pasar.

Nama Cinde sendiri berasal dari makam Sultan Abdurahman, pendiri Kesultanan Palembang, yang disebut sebagai Candi Welan/Walang.

Dari kata "candi" inilah masyarakat kemudian menyebutnya sebagai pasar Cinde.

BACA JUGA:Ternyata ini Nama Kota Palembang Zaman Dahulu! di Masa Kejayaan Abad ke-7, Banyak yang Gak tau nih!

Dengan gedung dua lantai, pasar ini menjadi tempat yang menyediakan berbagai kebutuhan, mulai dari peralatan militer, pramuka, bordir, hingga kebutuhan sehari-hari seperti kue, empek-empek, kerupuk kemplang, dan sembako.

Selain menjadi pusat perdagangan, pasar Cinde juga memiliki sejarah yang menarik.

Pada era 1970-an, kawasan ini menjadi tempat mangkal Pekerja Seks Komersil (PSK), khususnya di Jl Candi Welan yang dulunya dipenuhi semak belukar.

Namun, seiring berjalannya waktu, PSK ini mulai pindah ke Eks Lokalisasi Teratai Putih Kampung baru yang merupakan tempat legal.

BACA JUGA:Ternyata ini Nama Kota Palembang Zaman Dahulu! di Masa Kejayaan Abad ke-7, Banyak yang Gak tau nih!

Selain itu, pasar Cinde juga dikenal sebagai pasar loak.

Kawasan ini menjadi tempat dijualnya berbagai barang bekas atau loak, terutama di sepanjang Jl Candi Welan, Karet, Raden Muhammad, Nangling, serta lrg Kebon.

Kategori :