Namun, ini mendapat teguran dari Allah SWT sebagaimana firman Allah SWT , “Dan Allah tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri).
Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar)” (QS al-Ahzaab: 4).
Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini turun untuk menjelaskan penisbatan kepada selain ayah kandung.
Sebagaimana di firman Allah di pertengahan surat al-Ahzaab , Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi.
BACA JUGA:Siapa Sebenarnya Orang Rohingya? Berikut Penjelasan Tentang Polemik Rohingya dan Krisis Kemanusiaan
Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS al-Ahzaab: 40).
Turunnya ayat ini pun menjadi penjelasan anak angkat tidak berhak mendapatkan warisan dari kedua orang tuanya, ketika orang tua angkatnya meninggal dunia.
Juga menjelaskan anak angkat bukanlah mahram dan bekas istri anak angkat boleh di nikahi oleh bapak angkat mereka.
BACA JUGA:Siapa Sebenarnya Orang Rohingya? Berikut Penjelasan Tentang Polemik Rohingya dan Krisis Kemanusiaan
Kembali Pada Islam
Semua pihak akan merasa benar dengan argumen dan bukti yang dimilikinya.
Terlebih kapitalisme sudah merasuk kedalaman pemikiran sehingga tujuan hidup hanya mencari kesenangan duniawi.
Sehingga ketika ada yang menghalanginya mendapatkan kesenangan akan disingkirkan.
Sistem kapitalisme telah banyak menghasilkan anak durhaka. Karena jauhnya akidah Islam dalam kehidupan, ajaran Islam hanya sebatas ritual semata.
Adab memuliakan orang tua hilang tidak dilakukan.
BACA JUGA:Siapa Sebenarnya Orang Rohingya? Berikut Penjelasan Tentang Polemik Rohingya dan Krisis Kemanusiaan