Berkunjung ke Sungai Ogan, khususnya di Kelurahan Sukaraya, Kecamatan Baturaja Timur, dapat membawa kita melihat batu kapal, batu anjing, batu badak, batu ular, dan batu kodok yang konon merupakan saksi bisu dari kejadian tersebut.
Misteri ini turut melibatkan batu tupai yang kini berada di SD Negeri 1 Baturaja.
Cerita rakyat menyebutkan bahwa batu tersebut dulunya berada di lokasi yang sama dengan batu kapal dan batu anjing.
Bahkan, batu tupai tersebut ditemukan oleh murid SD Negeri 1 Baturaja saat mencari bahan napal untuk prakarya.
BACA JUGA:Adat Palembang, Mengenal Tradisi Ritual Pernikahan di Sumatera Selatan, Sakral dan Unik !
dusun Baturaja muncul di seberang Sungai Ogan sebagai tempat permukiman awal masyarakat, yang kemudian membangun Dusun Tanjung Baru karena kebutuhan ekonomi dan kelangsungan hidup.
Di zaman penjajahan Belanda, Tanjung Baru menjadi tempat persembunyian yang terkenal, disebut Goa Kelambit.
Goa ini menjadi benteng alami yang mampu bertahan meski dijadikan sasaran bom oleh Belanda.
Berkembangnya masyarakat di Dusun Baturaja dan Tanjung Baru akhirnya melahirkan Kota Baturaja.
BACA JUGA:Adat Palembang, Mengenal Tradisi Ritual Pernikahan di Sumatera Selatan, Sakral dan Unik !
Kota yang terus tumbuh ini menjadi saksi perkembangan sejarah yang kaya, dari legenda Raja Naga hingga pembentukan kota yang kita kenal hari ini.
Pesan bijak dari generasi sebelumnya tetap terdengar, "Amen ngan lah ngerti kele, hala lupe asal kite," mengingatkan kita untuk tidak melupakan akar dan sejarah yang membentuk identitas Kota Baturaja.*