Pemilik desa biasanya memiliki sekitar 2 hingga 5 ekor ayam kampung, meskipun beberapa dapat memelihara hingga 20-40 ekor.
Biaya pemeliharaan umumnya hanya dikeluarkan satu kali saat pembelian bibit untuk memulai pemeliharaan.
Hasil yang diperoleh meliputi telur dan daging, yang dapat dijual langsung ke pasar atau pedagang pengumpul untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Meskipun kebanyakan ayam kampung memiliki bulu yang kompak dan perdagingan yang baik,
BACA JUGA:5 Kucing Asli Indonesia! Teman Setia Manusia Sejak Zaman Purbakala, Mari Lihat Yuks !
Sulit untuk membedakan antar varietas karena kurangnya ciri-ciri yang khusus.
Ayam betina mampu bertelur sekitar 3 kali setahun dengan jumlah telur bervariasi antara 12-18 butir per kali bertelur.
Sifat mengeram induk betina sangat tinggi, mampu mengasuh anaknya selama 27-107 hari sebelum bertelur kembali.
Namun, ada tantangan dalam pemeliharaan ayam kampung. Kematian anak ayam umumnya tinggi, mencapai 90% pada usia sehari hingga beberapa hari.
BACA JUGA:Kucing Mempunyai Rasa Cemburu Sama Jika Kamu Punya Kucing Baru Inilah Alasannya!
Persaingan makanan dan patukan antara ayam kecil dan besar sering terjadi karena tidak adanya pemisahan antara ayam muda dan dewasa.
Kurangnya usaha pencegahan penyakit dan sanitasi dapat menyebabkan wabah penyakit,
seperti tetelo dan sesak nafas, yang dapat mengakibatkan kematian massal.
Pada musim penyakit, banyak petani cenderung menjual sebagian atau semua ayam piaraannya.
Setelah musim penyakit berlalu, mereka membeli bibit baru untuk memulai kembali pemeliharaan.