Anies Baswedan dan Cak Imin Dorong BUMN Melantai di BEI untuk Dongkrak Kapitalisasi Pasar!

Selasa 09-01-2024,07:00 WIB
Editor : Dio Nidas

Wijayanto menekankan bahwa pemerintah harus memahami risiko yang terlibat dalam melibatkan perusahaan-perusahaan dengan masalah keuangan serius.

BACA JUGA:Harga Saham PT Bank Mandiri Mencapai Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

"Pemerintah harus melihat BUMN terbuka dalam konteks enterprise value apa yang terjadi dengan WIKA, apa yang terjadi dengan Waskita itu pemerintah rugi besar, enterprise value melayang Rp150 triliun, tidak ada yang memperhatikan," tegasnya.

Di samping itu, Wijayanto juga mencatat bahwa pasar modal Indonesia masih didominasi oleh sektor-sektor tertentu, terutama finansial dan energi.

Oleh karena itu, pihaknya berencana untuk mendorong lebih banyak emiten di sektor teknologi yang dianggap sebagai sektor masa depan.

"Kemudian sektor-sektor masa depan seperti teknologi juga akan kami permudah untuk listing," tambahnya.

BACA JUGA:Gebrakan Investor Asing di Pekan Pertama 2024! Saham Perbankan Jadi Primadona Beli Bersih Rp1,39 Triliun

Namun, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada BUMN atau anak perusahaan BUMN yang masuk dalam pipeline IPO BEI.

Meskipun begitu, BEI mencatat bahwa pada akhir tahun 2023, terdapat 79 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp54,14 triliun.

Dari jumlah tersebut, 30 perusahaan masih berada dalam pipeline pencatatan BEI, dengan rincian 2 perusahaan aset skala kecil, 19 perusahaan aset skala menengah, dan 9 perusahaan aset skala besar.

Kategori :