Wall Street Bergoyang: S&P 500 Rekor Tertinggi, Netflix Terbang Tinggi, dan Tantangan Valuasi Mengintai

Wall Street Bergoyang: S&P 500 Rekor Tertinggi, Netflix Terbang Tinggi, dan Tantangan Valuasi Mengintai

Wall Street Menguat Meski Ketidakpastian Pemotongan Suku Bunga-Foto:google/net-

Saham Procter & Gamble juga naik 4,2% setelah melampaui ekspektasi laba kuartal kedua.

Namun, tidak semua perusahaan mengalami kinerja positif. Saham 3M turun 11% setelah memperkirakan pendapatan tahunannya yang buruk, sementara Johnson & Johnson merosot 1,6% meskipun melaporkan hasil kuartalannya sedikit di atas ekspektasi. D.R. Horton juga mengalami penurunan lebih dari 9% setelah meleset dari perkiraan laba kuartal pertama.

BACA JUGA:Deretan Emiten EBT Indonesia di BEI: BREN Bersaing dengan PT Pertamina Geothermal Energy dan Lainnya

Menjelang laporan kuartal IV/2023 dari Tesla, saham perusahaan ini naik 0,2%. Analis memperkirakan pertumbuhan pendapatan S&P 500 pada kuartal tersebut sebesar 4,6%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencatat pertumbuhan sebesar 7,5%.

Meskipun Wall Street mengalami kenaikan baru-baru ini, beberapa ahli strategi pasar, seperti Sameer Samana dari Wells Fargo, menyatakan bahwa valuasi pasar saham terlihat kaya.

S&P 500 diperdagangkan sekitar 20 kali lipat perkiraan pendapatan 12 bulan ke depan, jauh di atas rata-rata jangka panjang sebesar 16 kali lipat.

Sameer Samana juga menunjukkan bahwa pendapatan untuk semua kelas ekuitas kemungkinan telah mencapai puncaknya dan diperkirakan akan mengalami penurunan seiring melemahnya perekonomian dan terhentinya pertumbuhan pendapatan.

BACA JUGA:Pajak Karbon dan Potensi Energi Baru di Mata Cawapres

Kenaikan Wall Street belakangan ini dipicu oleh ekspektasi suku bunga yang lebih rendah dan optimisme seputar kecerdasan buatan.

Indeks chip Philadelphia telah mengalami lonjakan lebih dari 5% pada tahun 2024, menambahkan pada kenaikan sebesar 65% pada tahun sebelumnya.

Beberapa faktor yang akan menjadi kunci dalam menilai keputusan suku bunga bank sentral termasuk indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), pembacaan PMI Global S&P, dan laporan PDB kuartal keempat yang dijadwalkan dirilis dalam minggu ini.

Keputusan suku bunga bank sentral pada pertemuan tanggal 31 Januari 2024, diperkirakan akan menunggu hingga kuartal kedua, dengan kemungkinan penurunan lebih besar terjadi pada bulan Juni dibandingkan bulan Mei, menurut jajak pendapat Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: